Program Makan Bergizi Gratis Berdampak Positif bagi Siswa SMP Negeri 75 Jakarta
JAKARTA – Di ruang kelas Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 75 Jakarta, suasana belajar pagi terasa lebih dinamis. Di antara para siswa yang fokus mencatat pelajaran, terselip kisah sederhana tentang bagaimana sepiring makanan bergizi bisa mengubah rutinitas harian mereka.
Sejak 6 Agustus 2025 lalu, sekolah ini mulai melaksanakan program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Plt Kepala Sekolah SMP Negeri 75 Jakarta, Gunawan Achmad, menjelaskan bahwa jumlah peserta didik di sekolah ini mencapai 683 orang, yang terdiri dari kelas 7, 8, dan 9. Ia menyampaikan bahwa selama lebih dari sebulan berjalan, program ini tidak menghadapi hambatan berarti.
“Sejauh ini sepengetahuan saya tidak ada,” katanya singkat. Meski jawaban tersebut tampak sederhana, manfaat MBG terasa nyata bagi banyak siswa.
Gunawan menyebutkan bahwa hampir separuh dari siswa SMP Negeri 75 adalah penerima Kartu Jakarta Pintar (KJP). “Separuh dari jumlah peserta didik, hampir ya. Dan pada umumnya, mereka itu kan secara ekonomi kurang. Karena sudah melewati 18 seleksi. Ada 18 kriteria untuk mendapatkan KJP ini,” jelasnya.
Dengan latar belakang ekonomi keluarga yang terbatas, keberadaan MBG menjadi oase di tengah kesulitan. “Dengan adanya MBG ini, sedikit banyak orang tua pasti terbantu. Minimal mengurangi uang jajan,” kata Gunawan.
Lebih dari sekadar soal perut kenyang, MBG membawa harapan lain: masa depan anak-anak yang lebih sehat. “Kita harus akui bahwa yang namanya kecukupan gizi ini kan sangat berbanding lurus dengan pertumbuhan fisik maupun perkembangan otaknya,” jelasnya.
Menu yang disajikan pun beragam, disiapkan langsung oleh dapur gizi atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dengan tenaga ahli.
“Jujur ya, kalau kami di pihak sekolah mungkin tidak ada ahlinya untuk mengukur kecukupan gizinya. Tapi di dapur gizi itu sendiri kan ada, sudah ada ahli gizinya. Yang otomatis kecukupan gizinya jelas-jelas sudah dihitung,” ujarnya.
Meski selera anak-anak berbeda-beda, sebagian besar siswa tetap menikmati. Sebab, menu selalu berganti setiap hari sesuai masukan dari sekolah.
Kisah kecil tentang manfaat MBG juga datang dari Rafli, siswa kelas 8. Senyum tipisnya muncul ketika ditanya soal makanan gratis di sekolah. “Enak makanannya, iya. Pengeluaran saya jadi gak terlalu boros lah. Selain itu manfaatnya tubuh saya jadi lumayan segar gitu,” ucapnya.
Remaja tanggung yang bercita-cita menjadi anggota TNI Angkatan Laut ini juga merasa program MBG membuatnya lebih bersemangat belajar. “Harapannya dengan adanya program MBG ini bisa lebih segar badannya terus sama otaknya juga lebih fresh,” katanya.
Di ruang-ruang kelas, di antara buku-buku pelajaran IPS—mata pelajaran favorit Rafli—terlihat bahwa program MBG bukan sekadar menu makan siang. Ia adalah bagian dari perjalanan panjang anak-anak menuju masa depan, dengan tubuh lebih sehat dan pikiran lebih segar.
Perluasan Jangkauan Program Makan Bergizi Gratis
Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) berkomitmen memperluas jangkauan MBG ke daerah lain. Program ini dirancang agar siswa di berbagai wilayah mendapat akses makanan sehat yang setara.
Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, menegaskan kolaborasi dengan platform digital akan mempercepat distribusi makanan. Kemkomdigi siap menjadi penghubung agar sinergi ini berdampak nyata bagi masyarakat.
“Kementerian Komdigi siap menjadi penghubung untuk mendorong sinergi antara platform digital dan ekosistem kami, sehingga program ini dapat menyasar daerah-daerah yang membutuhkan,” ujar Meutya.
Dengan demikian, program MBG tidak hanya memberikan manfaat bagi siswa di Jakarta, tetapi juga bisa menjangkau wilayah-wilayah lain di Indonesia.