Ratu Plaza: Dulu Pusat Perbelanjaan Legendaris, Kini Jadi Tempat yang Semakin Sepi
JAKARTA – Ratu Plaza, salah satu pusat perbelanjaan legendaris di Jakarta, kini tampak jauh dari kesan ramai yang dulu pernah ada. Berada di Jalan Jenderal Sudirman, Gelora, Tanah Abang, Jakarta Pusat, mal ini sudah menjadi bagian dari sejarah kota sejak era 1980-an. Namun, saat ini suasana di dalamnya sangat berbeda.
Pengunjung yang datang ke Ratu Plaza pada hari Selasa (14/10/2025) siang akan melihat banyak area yang terlihat kosong dan sepi. Banyak kios yang tutup, bahkan jumlahnya lebih banyak dibandingkan yang masih beroperasi.
Di lobi utama, terdapat delapan pohon hias dalam pot besar berwarna merah yang berjejer rapi. Meski tampak menarik, tidak banyak pengunjung yang menghiasi ruangan tersebut.
Seorang petugas keamanan tampak berjaga di depan pintu masuk, sementara di dalam lobi, seorang petugas perempuan duduk di meja informasi.
Di tengah lantai dasar, terdapat area luas dengan atap bulat yang dilapisi kaca transparan. Beberapa orang lalu lalang di area tersebut, tetapi mayoritas adalah karyawan toko.
Beberapa tenant elektronik seperti toko kamera dan laptop masih buka, meski aktivitas penjualan terlihat minim. Menurut pengamatan, hanya sekitar lima tenant elektronik dan satu klub bernama Sideroom yang masih bertahan.
Eskalator beberapa di antaranya tampak mati dan tidak berfungsi, sedangkan lift masih beroperasi normal.
Jika berjalan ke arah kanan dari pintu masuk, deretan kios kaca tampak tertutup rapat. Di ujung lorong, hanya beberapa restoran cepat saji yang masih buka dan melayani pengunjung.
Di lantai satu, masih terdapat beberapa vendor aktif, termasuk brand DOSS yang menempati area cukup luas. Namun, suasana semakin sepi di lantai dua, di mana tidak satu pun toko yang terlihat beroperasi.
Di lantai tiga, masih tersisa sekitar enam hingga tujuh kios yang buka. Akses menuju lantai empat dan lima terlihat ditutup dan tidak dapat dilewati. Salah seorang karyawan, Toni (40), mengatakan bahwa kondisi Ratu Plaza mulai menurun sejak pandemi Covid-19 melanda.
Menurut Toni, sebelum pandemi, Ratu Plaza masih sangat ramai. Namun, dampak dari pandemi membuat pengunjung berkurang drastis. Setelah situasi membaik, kondisi mal tidak pernah benar-benar kembali seperti dulu. Banyak toko memilih untuk tutup permanen karena pengunjung terus menurun.
Ia menjelaskan bahwa sebagian besar toko yang masih beroperasi merupakan pedagang lama yang memiliki pelanggan tetap. “Yang masih bertahan itu memang dia yang udah punya customer langganan gitu, jadi kayak semacam udah gak mengharapkan ada pelanggan baru,” ujarnya.
Toni menambahkan bahwa para pemilik toko yang bertahan biasanya sudah beroperasi selama bertahun-tahun. Mereka sudah dikenal oleh pelanggan setia, sehingga bisa bertahan meskipun kondisi pasar semakin sulit.
“Yang bertahan itu yang udah punya pelanggan tetap, ya emang pemain lama semua, pasti di atas sepuluh tahun semua,” katanya.












