Dunia Kerja di Brebes Diterpa Isu Gratifikasi Seks dan Pungli: Jadi Syarat dapat Pekerjaan

BREBES – Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Dinperinaker) Kabupaten Brebes menggelar Forum Group Discussion (FGD) bersama Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) swasta, Kamis 16 Oktober 2025. Dalam FGD tersebut mencuat pemanasan terkait masih adanya pungutan dan gratifikasi seks di sebuah pabrik di Brebes.

Kepala Dinperinaker Kabupaten Brebes Warsito Eko Putro mengatakan, FGD ini tidak lain bertujuan untuk melakukan penata kelolaan pelatihan dalam meningkatkan keterampilan pekerja. Baik dalam negeri maupun luar negeri.

“Notabennya pabrik itu keterampilannya menjahit sepatu dan pakaian, tapi lulusan SMK atau SMA di Brebes kebanyakan bukan itu, jadi harus bisa meningkatkan keterampilan calon pekerja,” ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, Kata Eko, pihaknya juga menyoroti terkait adanya pungutan terhadap calon pekerja yang hendak mendaftar di sebuah pabrik. Seperti halnya, beberapa waktu lalu yang sempat viral.

“Selain pungutan, adanya informasi gratifikasi seks juga sempat kami bahas. Hal ini lantaran isu itu sempat viral dibeberapa akun media sosial dan yang bersangkutan juga sudah memberikan penjelasan terkait hal ini,” jelasnya.

Seperti diketahui, beberapa hari terakhir dijagat media sosial sempat viral ramai diperbincangkan terkait percakapan salah seorang diduga karyawan wanita diajak main oleh seorang pria (informasi jabatan pria itu diduga seorang Asisten Training).

Dalam percakapan itu, si pria mengajak salah seorang karyawan perempuan untuk bermain. Namun, dipercakapan selanjutnya si pria menanyakan ‘berapa emangnya?’. Meskipun si perempuan itu telah menolak ajakan tersebut si pria tetap membalas percakapan dengan ajakan lainnya.

“Hmm jadi beneran nggak mau nih?. Gimana ci?,” ajak si pria dalam sebuah percakapan yang di screenshot.

Setelah sempat viral di media sosial facebook, lantas si pria memberikan klarifikasi terkait percakapan dirinya dengan seorang wanita yang diduga karyawan sebuah pabrik. Dalam penjelasnhya, ajakan itu dilakukan semata-mata untuk main (keluar jalan-jalan/dolan).

Dalam penejelasan itu juga, si pria menegaskan ajakannya itu tidak ada maksud yang bertujuan untuk melakukan tindakan yang tidak semestinya. Terkait pertanyaannya mengenai berapa harganya, maksunya menanyakan berapa uang jajannya.