Harga Beras di Pasar Induk Brebes Merangkak Naik, Begini Upaya Pemerintah

Harga Beras
Karyawan kios beras di Pasar Induk Brebes melayani pembeli. (Foto: Mantiq Media)

Pasokan Gabah di tingkat Petani Langka

Sementara itu, pemasok beras asal Kabupaten Subang Jawa Barat, Karmin mengaku kesulitan mencari gabah dari petani, akibat kemarau.

Sebelumnya ia bisa membeli 50 ton gabah untuk digiling dalam waktu sepekan. Kemudian beras dijual ke berbagai daerah, seperti Slawi, Pangkah, Pemalang, Brebes, Ketanggungan, dan Purwokerto.

“Sebelum ini saya bisa mendistribusikan beras seminggu sekali, tapi sekarang untuk dapat 10 ton gabah sampai 20 hari baru bisa kirim,” katanya.

Dia menyebut, saat ini hanya bisa membawa 3 ton beras untuk didistribusikan ke Brebes dan Tegal. Dia mengaku kesulitan mendapatkan pasokan gabah di tingkat petani.

Menurut dia, kemarau yang terjadi tahun ini sangat berdampak pada produktvitas beras. Ditambah lagi pengaruh dari fenomena alam El Nino.

“Sekarang saya cuma bisa mengirim ke pelanggan-pelanggan saja padahal permintaan sangat banyak,” ungkap dia.

Berbeda dengan yang disampaikan Sekretaris Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Perdagangan (Dinkopumdag) Brebes, Ikhsanudin.

Dia mengatakan, kenaikan harga beras terjadi selama sepekan dan rata-rata kenaikan Rp 1.000 per kg. Kenaikan harga mulai terjadi pada 28 Agustus lalu.

Harga beras naik karena dampak El Nino yang menyebabkan gagal panen, sehingga pasokan beras di pasar berkurang.

Baca Selengkapnya…