Masalah Perasaan yang Terus Menghantui Francesco Bagnaia
DAN MARINO – Francesco Bagnaia, pembalap Ducati, masih menghadapi tantangan dalam memahami perasaan di atas motor Desmosedici GP25. Meskipun telah melalui 15 seri MotoGP 2025, performanya belum konsisten dan sering menunjukkan fluktuasi yang signifikan.
Pada beberapa kesempatan, seperti di MotoGP Catalunya, Bagnaia gagal mencatatkan waktu lap yang kompetitif, bahkan hanya mendapatkan posisi start ke-21.
Namun, terdapat tanda-tanda positif setelah balapan utama. Meski tidak mampu meraih hasil maksimal pada sesi latihan, Bagnaia berhasil finis di posisi ke-8 setelah mengalami insiden di Sprint Race. Hal ini dianggap sebagai langkah maju yang memberikan harapan untuk balapan kandang di MotoGP San Marino.
Bagnaia mengakui bahwa ia merasa sedikit lebih baik dalam hal perasaan di atas motor. Ia menyebutkan bahwa peningkatan grip yang diperoleh berkat swingarm dan tangki bahan bakar besar memberinya kepercayaan diri untuk masuk ke tikungan lebih cepat tanpa gangguan yang biasanya menghambatnya.
Meski begitu, Bagnaia tetap realistis dengan mengatakan bahwa peningkatan yang dialaminya belum tentu menjadi indikator untuk balapan selanjutnya. Nuvola Rossa, julukan Ducati, sering kali menunjukkan tanda-tanda solusi yang segera hilang di seri berikutnya.
Kadang, Bagnaia gagal tampil cepat di sesi latihan dan kualifikasi, meskipun menunjukkan performa kompetitif di balapan. Sebaliknya, ketika tampil baik di latihan, ia kesulitan menjaga ritme kompetitif setelah paruh balapan.
Pembalap penguji Ducati, Michele Pirro, menyatakan bahwa masalah yang dialami Bagnaia sangat sulit dipahami oleh teknisi dan insinyur. Kurangnya perasaan di bagian depan motor menjadi tantangan utama.
Pirro juga menjelaskan perbedaan antara Marc Marquez dan Bagnaia dalam beradaptasi dengan motor GP25. Marquez, Juara Dunia delapan kali, menunjukkan kemampuan adaptasi yang luar biasa, sehingga membuat masalah Bagnaia sedikit tersembunyi.
Pirro menegaskan bahwa tim Ducati sedang berusaha keras untuk mencari solusi. Namun, hingga saat ini belum ada elemen yang dapat menjelaskan mengapa Bagnaia tidak mampu tampil seperti dulu. Menurutnya, masalah perasaan dengan motor seharusnya bisa dipahami oleh pembalap itu sendiri.
Dukungan penuh dari Ducati juga ditegaskan oleh Manajer Ducati Lenovo, Davide Tardozzi. Ia secara tersirat mengatakan bahwa saat ini giliran Bagnaia untuk membantu menyelesaikan krisis yang telah berlarut-larut. Tardozzi berharap Bagnaia lebih fokus dalam mengatasi kesulitan dan lebih memikirkan dirinya sebagai pembalap yang hebat.
Bagnaia sendiri bertekad untuk berusaha lebih keras dalam mengintegrasikan dirinya dengan motor Desmosedici GP25. Setelah sebelumnya membuat panas dengan komentar ‘habis kesabaran’, ia kini menunjukkan keyakinannya terhadap Ducati. “Dengan Ducati ada hubungan yang spesial, saya mendapat dukungan penuh,” ujarnya.