Ironi Sekolah Rakyat Ancol: Dekat Istana, Tapi Belum Terjangkau MBG

Sekolah Rakyat Ancol Belum Merasakan Manfaat Program Makan Bergizi Gratis

JAKARTA – Sekitar 110 siswa di Sekolah Rakyat Ancol, yang terletak di Jalan Ancol Barat, Pademangan, Jakarta Utara, hingga kini masih belum bisa menikmati manfaat dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dicanangkan pemerintah.

Meski sekolah ini berada dalam jarak kurang dari 10 kilometer dari Istana Negara, para siswa belum mendapatkan akses ke program yang bertujuan untuk membantu pelajar kurang mampu mendapatkan asupan makanan sehat.

Menurut salah satu guru di Sekolah Rakyat Ancol, Anisa Khumaeroh (30), program MBG sebenarnya sudah masuk ke beberapa sekolah, namun tidak sampai pada Sekolah Rakyat Ancol.

Ia menjelaskan bahwa pihak sekolah pernah disurvei sebagai calon penerima MBG, tetapi hingga saat ini belum ada tindak lanjut maupun kepastian tentang kapan program tersebut akan diterapkan.

“Mayoritas murid di sekolah ini sangat membutuhkan bantuan makanan bergizi,” ujar Nisa. Menurutnya, banyak siswa mengalami pusing tiba-tiba karena tidak makan sejak pagi. “Banyak siswa yang tidak bawa bekal dari rumah, jadi mereka hanya menahan lapar hingga jam pulang.”

Kondisi ekonomi keluarga yang terbatas membuat sebagian besar siswa datang ke sekolah tanpa bekal makanan. Salah satu contohnya adalah seorang siswa yang hanya diberi uang saku Rp 10.000 per hari oleh kakaknya.

“Dia cuma dikasih uang Rp 10.000 sama kakaknya sehari buat sekolah ama makan. Badannya kurus banget, jadi saya nanya ‘kamu gimana gitu makannya?’ tapi dia untungnya bisa ngatur. Dia beli nasi warteg dekat sekolah Rp 7.000 itu dapat beli ama lauk,” cerita Nisa.

Ryan (19), siswa kelas 9, mengatakan bahwa dengan uang saku Rp 10.000 per hari, ia harus membagi pengeluaran antara biaya makan dan transportasi.“Saya jajannya Rp 10.000, ke sini naik Jaklingko gratis, tapi kalau pengen cepat saya naik ojek online dari duit itu,” katanya.

Ryan menyadari bahwa jika menggunakan ojek online, uang sakunya sering habis sebelum sempat membeli makanan.

“Pengin banget dapat MBG,” ucapnya. Harapan serupa juga disampaikan oleh Gabriela, teman sekelas Ryan. Ia mengatakan banyak siswa yang tidak membawa bekal dari rumah dan hanya bisa menahan lapar hingga jam pulang sekolah. “Pengin sih, karena teman-teman jajannya kurang atau enggak bawa bekal, mereka juga lapar biar jadi kenyang,” jelas Gabriela.

Sekolah Rakyat Ancol merupakan lembaga pendidikan nonformal yang menampung anak-anak dari keluarga pekerja harian dan masyarakat pesisir Jakarta Utara. Sejak berdiri, sekolah ini menjadi tempat belajar alternatif bagi siswa yang tidak mampu mengakses pendidikan formal karena kendala ekonomi.

Guru dan siswa di sekolah tersebut berharap pemerintah memperluas cakupan program Makan Bergizi Gratis (MBG) agar menjangkau sekolah-sekolah rakyat dan komunitas pendidikan alternatif.

Program nasional ini dirancang untuk memastikan setiap anak Indonesia memperoleh makanan bergizi setiap hari, mendukung tumbuh kembang, serta menekan angka stunting di kalangan pelajar.

Dengan tujuan tersebut, sudah seharusnya siswa kurang mampu seperti di Sekolah Rakyat Ancol bisa mendapatkan makan bergizi gratis untuk mendukung kebutuhan gizi dan tumbuh kembang mereka.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *