Jembatan Penghubung Tiga Desa di Cimanggu Ambruk, DPRD Minta Pemkab Pandeglang Turun Tangan

Tanggapan Anggota DPRD Pandeglang terhadap Jembatan yang Ambruk

PANDEGLANG – Jembatan yang menghubungkan tiga desa di Kecamatan Cimanggu, Kabupaten Pandeglang, ambruk pada Minggu (7/12/2025). Peristiwa ini menimbulkan kekhawatiran terhadap kelancaran akses masyarakat dan keberlangsungan aktivitas sehari-hari. Tiga desa yang terdampak yaitu Desa Tugu, Cibadak, dan Rancapinang.

Anggota DPRD Kabupaten Pandeglang, Jojon Suhendar Andri, memberikan respons terhadap kejadian tersebut. Ia menyatakan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas PUPR setempat untuk segera melakukan survei terkait kondisi jembatan yang rusak parah.

“Saya sudah koordinasi tadi sama PUPR Kabupaten, hari ini akan diturunkan tim survei. Saya mendorong untuk dibuatkan jembatan sementara, supaya akses warga tetap berjalan,” ujar Jojon dalam sambungan telepon.

Pentingnya Audit Infrastruktur

Selain itu, Jojon juga meminta agar dilakukan audit terhadap seluruh infrastruktur jalan dan jembatan yang ada di wilayah Kabupaten Pandeglang. Menurutnya, hal ini penting untuk mengetahui kualitas bangunan dan mencegah terulangnya peristiwa serupa.

“Harus ada penanganan serius, kalau bisa audit infrastruktur perlu dilakukan, bukan di jembatan itu saja (Keramatjaya), tapi semua infrastruktur jembatan yang ada di Pandeglang,” tambahnya.

Ia menjelaskan bahwa jembatan merupakan urat nadi ekonomi dan transportasi masyarakat. “Karena jembatan itu urat nadi ekonomi, lalu lintas masyarakat, anak sekolah dan layanan lainnya,” imbuhnya.

Kekecewaan atas Kondisi Jembatan

Jojon mengaku prihatin atas kejadian tersebut. Ia menilai jembatan yang ambruk telah menjadi ancaman bagi keselamatan warga setempat. “Kalau saya prihatin atas robohnya jembatan, karena urat nadi bagi masyarakat tiga desa,” katanya.

Menurut informasi dari warga setempat, jembatan tersebut ambruk setelah dilintasi mobil pengangkut kayu. Kondisi jembatan sebelumnya sudah sangat lapuk dan hanya bisa bertahan dengan cara sederhana seperti diperbaiki menggunakan pohon kelapa.

“Pas dilintasi mobil kayu ambruknya. Tambah lagi jembatannya sudah bolong, dan sudah ditambal menggunakan pohon kelapa,” ungkap Debin, salah satu warga setempat.

Akses Terputus, Tidak Ada Korban Jiwa

Debin menjelaskan bahwa jembatan yang ambruk adalah akses utama warga. “Akses jalan Kabupaten dan termasuk jalur utama mobilitas warga terputus,” katanya.

Namun, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. “Korban tidak ada, sopir yang terjebak berhasil diselamatkan oleh warga,” ujarnya.

Debin berharap pihak terkait segera melakukan perbaikan jembatan. “Diharapkan pemerintah daerah segera melakukan perbaikan, supaya mobilitas warga bisa cepat berjalan lancar,” harapnya.

Langkah yang Harus Dilakukan

Peristiwa jembatan yang ambruk ini menunjukkan pentingnya perawatan infrastruktur secara berkala. Masyarakat dan pemangku kebijakan harus bekerja sama untuk memastikan bahwa jembatan dan jalan-jalan utama dapat digunakan dengan aman dan nyaman.

Selain itu, adanya kebijakan audit infrastruktur akan membantu mengidentifikasi masalah yang ada dan mencegah kerusakan lebih lanjut. Dengan demikian, masyarakat dapat merasa lebih aman dan nyaman dalam beraktivitas sehari-hari.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *