Pengalaman Klopp yang Tidak Biasa: Menolak Tawaran Manchester United
JAKARTA – Jurgen Klopp, pelatih legendaris Liverpool, pernah menghadapi pilihan besar dalam kariernya. Pada tahun 2013, saat Sir Alex Ferguson baru saja pensiun dari jabatan pelatih Manchester United, Klopp mendapat tawaran untuk melatih klub tersebut.
Namun, ia memilih menolak tawaran itu. Ini adalah pengalaman yang jarang diketahui publik, dan kini ia menceritakannya dalam wawancara dengan sebuah podcast. Klopp menjelaskan bahwa keputusannya itu bukanlah hal yang mudah. Ia masih terikat kontrak dengan Borussia Dortmund dan merasa tidak ingin meninggalkan klubnya.
“Saya masih di Dortmund, terikat kontrak, dan tidak akan meninggalkan klub—siapa pun yang datang menawarkan pekerjaan,” ujarnya.
Meskipun begitu, ia tetap mempertimbangkan tawaran dari United karena mereka merupakan salah satu klub terbesar di dunia. Pada masa itu, Klopp sedang dalam masa keemasan bersama Dortmund. Timnya berhasil menembus final Liga Champions dan menjadi ancaman serius bagi Bayern Munich di Bundesliga.
Di balik kesuksesan itu, tawaran dari Inggris datang mengetuk pintu. Manchester United, yang baru saja kehilangan Ferguson setelah 26 tahun kepemimpinan, mencari sosok pelatih yang bisa membangun era baru.
Klopp mengungkap bahwa ia sempat melakukan pertemuan dengan pihak United. Namun, percakapan tersebut justru membuatnya semakin yakin bahwa dirinya bukan orang yang tepat untuk proyek tersebut.
“Mereka berkata, ‘Kami bisa mendapatkan pemain mana pun yang kami mau’. Saat itu saya duduk dan berpikir, ini bukan proyek saya,” katanya.
Filosofi Klopp dalam sepak bola sangat berbeda dari pendekatan yang digunakan oleh United pada masa itu. Ia dikenal dengan gaya permainan gegenpressing, yang lebih berfokus pada proses dan karakter tim daripada sekadar membeli pemain bintang.
“Mereka terlalu percaya bahwa membeli pemain top adalah solusi instan. Tapi bagi saya, membangun tim bukan tentang nama besar, melainkan tentang proses dan karakter,” tambah Klopp.
Ia juga menyebutkan beberapa nama seperti Paul Pogba dan Cristiano Ronaldo, yang akhirnya kembali ke Old Trafford. “Paul pemain luar biasa, begitu juga Cristiano. Tapi membawa kembali pemain hanya demi nostalgia tidak pernah benar-benar membantu. Sepak bola tidak bekerja seperti itu,” ujarnya tegas.
Keputusan Klopp untuk menolak tawaran United ternyata menjadi titik balik penting dalam kariernya. Setelah beberapa tahun kemudian, ia menerima tawaran Liverpool pada 2015. Dari sana, ia sukses mempersembahkan gelar Liga Champions 2019 dan Liga Inggris 2020, sekaligus mengembalikan kebanggaan ke Anfield setelah tiga dekade penantian.
Di sisi lain, Manchester United masih berjuang mencari kestabilan pasca-Ferguson. Berbagai pelatih telah berganti, mulai dari David Moyes hingga Erik ten Hag, namun klub tersebut belum sepenuhnya menemukan identitas baru yang sebanding dengan masa jayanya.
Kini, lebih dari satu dekade kemudian, Klopp melihat ke belakang dengan perasaan lega. “Saya pikir keputusan itu benar. United saat itu tidak memiliki arah yang jelas. Saya tidak melihat proyek yang bisa saya percayai,” katanya dalam nada reflektif.
Meski kini tengah beristirahat dari dunia kepelatihan, Klopp tidak menutup kemungkinan untuk kembali ke sepak bola suatu hari nanti. Namun, satu hal pasti: jika saat itu ia memilih Manchester United, sejarah Liga Inggris mungkin akan sangat berbeda.











