Klub Super League Marah dengan Kepemimpinan Wasit

Kontroversi Kepemimpinan Wasit dalam Pekan Kelima Super League 2025/2026

Pekan kelima Super League 2025/2026 menimbulkan banyak perdebatan terkait kinerja wasit. Banyak pelatih dan pemain mengeluh tentang keputusan yang dianggap tidak adil, termasuk di antaranya adalah Persija Jakarta dan beberapa klub lainnya.

Persija Jakarta Mengeluh Soal Pengaturan Waktu

Salah satu kasus yang paling mencolok terjadi saat Persija Jakarta bertanding melawan Bali United di Jakarta International Stadium. Pelatih Persija Jakarta, Mauricio Souza, menyampaikan kekecewaannya terhadap kepemimpinan wasit Yudi Nurcahya.

Menurutnya, wasit gagal mengendalikan situasi pertandingan, sehingga banyak waktu terbuang akibat ulur waktu dari lawan.

“Kami merasa dirugikan karena pertandingan berjalan hampir 100 menit, namun hanya sekitar 45-50 menit bola benar-benar bergerak,” ujar Souza dalam konferensi pers setelah pertandingan.

Ia juga menyebut bahwa ada delapan kali penanganan di lapangan, tetapi tambahan waktu hanya enam menit. Bahkan, dalam waktu tersebut, pertandingan sempat terhenti selama tiga menit.

Persebaya Surabaya Juga Mengkritik Kepemimpinan Wasit

Selain Persija Jakarta, Persebaya Surabaya juga menjadi korban dari keputusan wasit. Dalam laga melawan Persib Bandung, gol kemenangan yang dicetak Uilliam Barros seharusnya dianulir.

Sebelum gol tercipta, Uilliam Barros sempat menginjak kaki Fransisco Rivera. Kejadian ini membuat Persebaya Surabaya mengirimkan kritik lewat media sosial mereka dengan membagikan dua foto injakan tersebut.

PSM Makassar Terima Dua Penalti yang Kontroversial

PSM Makassar juga menjadi salah satu tim yang mengeluh tentang keputusan wasit. Dalam pertandingan melawan Persita Tangerang, PSM dihukum dua penalti yang membuat mereka kalah 2-1.

Dua penalti tersebut terjadi pada menit ke-29 dan injury time. Pelatih PSM, Bernardo Tavares, tidak banyak berkomentar soal wasit, meskipun hal serupa pernah terjadi saat melawan Bhayangkara FC.

“Saya tidak akan membahas wasit. Saya bukan bagian dari departemen yang menganalisa pekerjaan mereka,” ujar Tavares setelah pertandingan.

Sementara itu, bek PSM, Yuran Fernandes, menyindir Super League dengan mengatakan bahwa mereka kembali ke “liga terbaik di dunia.”

Kritik terhadap Kualitas Wasit

Beberapa pelatih dan pemain mulai merasa bahwa kualitas wasit tidak cukup memadai untuk menjaga fair play dalam kompetisi. Kritik terhadap pengambilan keputusan, pengaturan waktu, dan keputusan penalti menjadi isu utama yang muncul dalam pekan kelima Super League.

Banyak pihak berharap agar asosiasi sepak bola dapat segera meninjau kinerja wasit dan memberikan pelatihan lebih lanjut agar bisa memperbaiki kualitas pengawasan di lapangan. Tanpa peningkatan kualitas wasit, kemungkinan besar kontroversi seperti ini akan terus terjadi di masa depan.