Kota Termiskin 2025: Tual Pimpin Daftar, Jawa Terpuruk

Tantangan Kemiskinan di Kota-kota Indonesia

Indonesia masih menghadapi tantangan besar dalam mengatasi ketimpangan ekonomi antar kota. Data terbaru dari Databoks (Maret 2023) menunjukkan bahwa Kota Tual di Maluku menjadi kota termiskin dengan angka kemiskinan mencapai 20,68%. Fakta ini mengubah pandangan lama yang menganggap kota-kota di Papua selalu berada di puncak daftar kemiskinan.

Kota Tual, yang berdiri sebagai kota otonom sejak 2007, masih menghadapi berbagai hambatan struktural. Faktor geografis seperti kepulauan terpencil, keterbatasan infrastruktur, dan minimnya lapangan kerja menjadi penyebab utama rendahnya kesejahteraan masyarakat. Hal ini menunjukkan pentingnya strategi pengentasan kemiskinan yang lebih spesifik dan berbasis lokal.

Selain Tual, data juga menyoroti beberapa kota lain di luar wilayah timur Indonesia. Kota Subulussalam di Aceh berada di posisi kedua dengan tingkat kemiskinan 16,41%, diikuti oleh Gunungsitoli (Sumatera Utara) dengan 14,78%, Bengkulu 14,71%, dan Sabang 14,59%. Bahkan Pulau Jawa, yang dikenal lebih maju, tidak lepas dari masalah ini; Kota Tasikmalaya berada di urutan kesembilan dengan angka kemiskinan 11,53%.

Berikut adalah daftar 10 kota termiskin di Indonesia berdasarkan data Maret 2023:

  1. Kota Tual, Maluku: 20,68% – Tantangan geografis dan infrastruktur menghambat pertumbuhan ekonomi.
  2. Kota Subulussalam, Aceh: 16,41% – Kota termuda, masih bergulat dengan keterbatasan lapangan kerja dan pendidikan.
  3. Kota Gunungsitoli, Sumatera Utara: 14,78% – Ketergantungan pada pertanian tradisional menahan pertumbuhan ekonomi.
  4. Kota Bengkulu, Bengkulu: 14,71% – Ketimpangan pembangunan dan terbatasnya lapangan kerja formal.
  5. Kota Sabang, Aceh: 14,59% – Ketergantungan pada sektor pariwisata yang fluktuatif.
  6. Kota Sorong, Papua Barat: 14,41% – Masih menghadapi ketimpangan pembangunan dan akses terbatas.
  7. Kota Lhokseumawe, Aceh: 12,65% – Penurunan industri migas dan lambatnya pengembangan ekonomi alternatif.
  8. Kota Tanjungbalai, Sumatera Utara: 12,31% – Ekonomi bergantung pada perikanan dan perdagangan tradisional.
  9. Kota Tasikmalaya, Jawa Barat: 11,53% – Kekurangan lapangan kerja formal dan ketimpangan pembangunan.
  10. Kota Sibolga, Sumatera Utara: 11,42% – Keterbatasan lahan dan kurangnya diversifikasi ekonomi.

Faktor Penyebab Kemiskinan di Kota-kota Indonesia

Beberapa faktor utama yang memicu kemiskinan meliputi:

  • Ketimpangan pembangunan: Infrastruktur dan investasi belum merata antara kota dan desa, serta antara Jawa dan luar Jawa.
  • Keterbatasan lapangan kerja: Sektor formal minim, sehingga pendapatan warga tetap rendah.
  • Rendahnya pendidikan dan keterampilan: Akses pendidikan terbatas membuat warga sulit bersaing di pasar kerja modern.
  • Ketergantungan sektor ekonomi tertentu: Banyak kota bergantung pada pertanian atau perikanan tradisional, rentan fluktuasi.
  • Akses terbatas layanan dasar: Kesehatan, pendidikan, dan sanitasi kurang memadai, memperparah kemiskinan.

Mengentaskan kemiskinan di kota-kota Indonesia membutuhkan pendekatan holistik. Pemerintah pusat dan daerah perlu bersinergi dengan sektor swasta dan masyarakat, fokus pada pendidikan, infrastruktur, diversifikasi ekonomi, dan pemerataan pembangunan agar kesenjangan ekonomi dapat ditekan. Kota Tual, Subulussalam, hingga Tasikmalaya adalah pengingat bahwa kemiskinan masih menjadi tantangan nyata di berbagai penjuru Indonesia.