Kinerja Menteri Keuangan yang Menarik Perhatian
JAKARTA – Kinerja Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa terus menjadi perbincangan publik. Dari berbagai pernyataannya, terlihat bahwa ia memiliki pendekatan yang berbeda dibandingkan para menteri sebelumnya.
Salah satu isu yang menonjol adalah keinginannya untuk memangkas anggaran Program Makan Bergizi Gratis (MBG) jika dana yang tidak terserap masih ada.
Purbaya juga menunjukkan sikap tegas dalam hal penggunaan APBN untuk membayar utang proyek Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) atau Whoosh. Hal ini menunjukkan bahwa ia lebih fokus pada efisiensi dan penggunaan dana negara secara optimal.
Selain itu, ia juga menyampaikan kritik terhadap Pertamina yang dinilai lambat dalam membangun kilang baru. Meski Purbaya baru saja dilantik oleh Presiden Prabowo Subianto pada Senin (8/9/2025), langkah-langkahnya sudah menimbulkan reaksi dari berbagai pihak.
Pandangan Para Pengamat Politik
Pengamat politik Ray Rangkuti menilai bahwa kehadiran Purbaya sebagai menteri keuangan adalah fenomenal. Ia menganggap bahwa Purbaya merupakan tipe pemimpin yang sangat dibutuhkan saat ini.
Menurutnya, selama 10 tahun era Presiden Joko Widodo, banyak pernyataan yang tidak sesuai dengan tindakan yang dilakukan.
Ray mengungkapkan bahwa di bawah kepemimpinan Jokowi, banyak hal yang dipenuhi basa-basi. Bahkan, presiden sendiri sering kali tidak konsisten dalam komitmennya. “Ngomong A tapi maunya B. Ngomong B melakukannya tindakan yang A,” ujarnya.
Ia juga menyebut bahwa Purbaya memberikan kesan bahwa ia lebih transparan dan jujur dalam berbicara. Hal ini menurutnya penting untuk kembali mengembalikan nilai-nilai kosmopolitanisme dalam politik.
Bambang Widjojanto, mantan Komisioner KPK, sepakat dengan pendapat Ray Rangkuti. Ia melihat bahwa Purbaya berhasil keluar dari jebakan era sebelumnya yang penuh manipulasi.
Perbedaan Pendapat dengan Luhut Binsar Pandjaitan
Purbaya juga diketahui memiliki hubungan dengan Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan. Namun, meskipun dianggap sebagai ‘orangnya’ Luhut, Purbaya sering kali berselisih pendapat dengan sang tokoh.
Salah satu contohnya adalah soal anggaran MBG. Purbaya terus terang menyatakan bahwa penyerapan dana yang rendah akan membuatnya memangkas anggaran tersebut. Hal ini tentu bertentangan dengan pandangan Luhut yang menilai bahwa penyerapan anggaran MBG saat ini cukup baik.
Menurut Bambang, Purbaya memang dibesarkan oleh Luhut, tetapi ia tetap menjaga prinsipnya sendiri. Ini menunjukkan bahwa ia memiliki kemampuan untuk independen dalam mengambil keputusan.
Reaksi Presiden Prabowo Subianto
Ray Rangkuti juga menyoroti sikap Presiden Prabowo Subianto yang masih membiarkan gaya Purbaya dalam menjalankan tugasnya sebagai Menteri Keuangan. Ia mempertanyakan apakah gaya Purbaya ini akan terus berlanjut atau apakah akan ada penegakan disiplin dari Presiden.
Ia menilai bahwa gaya Purbaya bisa menimbulkan ketidaknyamanan bagi beberapa pihak. Namun, karena Presiden Prabowo sendiri masih membiarkannya, maka hal ini bisa berlangsung dalam waktu yang lama.
Penjelasan Purbaya Mengenai Program MBG
Dalam responsnya terkait program MBG, Purbaya menyatakan bahwa ia akan tetap memangkas anggaran jika dana yang tidak terserap masih ada. Ia menekankan bahwa uang negara harus dimanfaatkan sebaik mungkin. Jika tidak digunakan, maka anggaran akan dialihkan ke program lain yang lebih siap.
Purbaya juga menegaskan bahwa jika dana MBG tidak terpakai, maka uang tersebut akan dialokasikan ke tempat lain yang lebih efektif. Hal ini menunjukkan bahwa ia lebih memprioritaskan penggunaan dana yang optimal.
Sebelumnya, Luhut menilai bahwa penyerapan anggaran MBG saat ini semakin baik. Oleh karena itu, ia meminta agar Kementerian Keuangan tidak mengalihkan dana yang telah dialokasikan.
Ia menekankan pentingnya serapan anggaran agar dana tidak terbuang percuma dan dapat langsung berdampak pada perekonomian masyarakat.












