Bisnis  

Melihat Saham Baru di Indeks FTSE Micro Caps

Delapan Emiten Indonesia Masuk Indeks FTSE Global Equity Index Series

JAKARTA – Delapan emiten Indonesia berhasil masuk ke dalam indeks FTSE Global Equity Index Series kategori micro caps dalam proses rebalancing Agustus 2025.

Keberhasilan ini diharapkan menjadi katalis positif bagi aliran dana dari investor asing. Proses rebalancing dilakukan oleh FTSE Russell dan akan berlaku mulai 19 September 2025, dengan efektivitas pada 22 September 2025.

Dalam kategori micro caps (berkapitalisasi pasar mikro) dari FTSE Global Equity Index Series seri Asia Pacific ex Japan ex China, terdapat sebanyak 8 emiten Indonesia yang masuk ke dalam indeks tersebut.

Sementara itu, 7 emiten lainnya keluar dari indeks tersebut. Daftar emiten baru yang masuk antara lain PT Kencana Energi Lestari Tbk. (KEEN), PT Midi Utama Indonesia Tbk. (MIDI), PT MNC Kapital Indonesia Tbk. (BCAP), PT Multi Bintang Indonesia Tbk. (MLBI), PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk. (CNMA), PT Sariguna Primatirta Tbk. (CLEO), dan PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Tbk. (ULTJ).

Sementara itu, saham-saham yang didepak dari indeks micro cap FTSE adalah PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk. (BEST), PT Dana Brata Luhur Tbk. (TEBE), PT IMC Pelita Logistik Tbk. (PSSI), PT Murni Sadar Tbk. (MTMH), PT Resource Alam Indonesia Tbk. (KKGI), PT Semen Baturaja Tbk. (SMBR), dan PT Uni-Charm Indonesia Tbk. (UCID).

Presiden Direktur CLEO, Melisa Patricia mengungkapkan bahwa masuknya perusahaan ke dalam indeks seperti FTSE Global Equity Series dan MSCI menempatkan CLEO dalam radar investor institusi global. Hal ini juga memperkuat posisi perseroan sebagai salah satu emiten yang memiliki kinerja konsisten dan strategi jangka panjang yang kuat.

“Kami menyambut baik masuknya CLEO ke dalam indeks FTSE Global Equity Index Series. Pencapaian ini bukan hanya sebuah pengakuan, tetapi juga cerminan dari konsistensi kinerja dan kepercayaan pasar terhadap strategi jangka panjang perseroan,” ujar Melisa dalam keterangan tertulis.

Menurutnya, kehadiran CLEO dalam indeks akan membuka akses lebih besar terhadap aliran modal asing melalui instrumen investasi berbasis indeks. Hal ini terjadi di tengah geliat ekspansi yang dilakukan CLEO.

Perusahaan secara konsisten melakukan langkah ekspansi melalui perluasan jaringan pabrik dan penguatan infrastruktur distribusi di wilayah potensial untuk memenuhi kebutuhan seluruh konsumen di berbagai daerah.

Tahun ini, CLEO berupaya menyelesaikan pembangunan tiga pabrik baru di Palu, Pontianak, dan Pekanbaru. Dengan keyakinan yang kuat, CLEO terus melangkah secara strategis dan konsisten sebagai bentuk investasi jangka panjang.

Perkembangan di MNC Kapital

Dalam keterangan terpisah, Yudi Hamka, Direktur Utama MNC Kapital, menyampaikan bahwa masuknya BCAP ke dalam FTSE Global Equity Index kategori Micro-Cap menegaskan validitas fundamental dan peningkatan exposure di mata investor global.

Ia menjelaskan bahwa MNC Kapital secara konsisten memperkuat posisi di industri keuangan digital nasional, termasuk melalui pengembangan solusi yang relevan dan berdaya saing seperti Flash.

Flash merupakan solusi payment gateway generasi baru yang lebih modern, cepat, dan mudah digunakan. MNC Kapital akan terus memprioritaskan pengembangan layanan keuangan digital terintegrasi dengan menjadikan MotionBank sebagai super app yang menghadirkan ekosistem finansial lengkap bagi nasabah.

Aliran Dana Asing dan Proyeksi Pasar

Bursa Efek Indonesia mencatat aliran masuk investor asing dalam beberapa waktu terakhir. Berdasarkan data BEI, aksi beli bersih atau net buy asing mencapai Rp6,67 triliun pada periode 11—15 Agustus dan Rp2,73 triliun sepanjang 18—22 Agustus 2025.

Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Abdul Azis Setyo menyatakan bahwa ruang penguatan indeks komposit masih terbuka lebar, terutama jika arus modal asing terus berlanjut.

Sementara itu, Retail Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Indri Liftiany Travelin Yunus, menyampaikan bahwa kenaikan IHSG didukung oleh berbagai faktor, termasuk sentimen pemangkasan suku bunga Bank Indonesia (BI), rebalancing indeks FTSE dan MSCI, serta proyeksi adanya pemangkasan suku bunga acuan oleh The Fed.

Proyeksi adanya pemangkasan suku bunga acuan oleh The Fed berpotensi besar membuat aliran dana asing masuk ke pasar saham Indonesia. Hal ini didukung oleh data sepekan lalu yang menunjukkan inflow di pasar reguler sebesar Rp2,6 triliun.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *