Tradisi Metri Bumi di Dua Desa Trenggalek untuk Melestarikan Sumber Air
TRENGGALEK – Di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, terdapat dua desa yang memiliki tradisi unik dalam menjaga kelestarian sumber air. Kedua desa tersebut adalah Desa Masaran di Kecamatan Bendungan dan Desa Sumberejo di Kecamatan Durenan.
Mereka melaksanakan upacara adat yang dikenal dengan nama Metri Bumi. Upacara ini menjadi bentuk perayaan dan pengingat bagi masyarakat untuk tetap merawat lingkungan, khususnya sumber air dan pohon-pohon besar di sekitarnya.
Sumber Air Papringan di Desa Masaran
Di Desa Masaran, salah satu sumber air yang menjadi perhatian utama adalah Sumber Air Papringan. Di bawah tiga pohon besar yang sudah berdiri sejak lama, mata air ini masih mengalir dengan lancar. Sumber air ini digunakan oleh 120 kepala keluarga (KK) di desa setempat.
Warga desa secara gotong royong melakukan penanaman pohon, termasuk pohon aren yang sering diminta oleh masyarakat. Camat Bendungan, Sujatmiko, menjelaskan bahwa Metri Bumi bertujuan untuk mengingatkan warga agar tetap menjaga dan merawat sumber air serta pohon-pohon di sekitarnya.
Ia juga menyampaikan rencana verifikasi terhadap pohon-pohon yang berada di bawahnya terdapat sumber air. Tujuannya adalah agar pohon-pohon tersebut dapat dirawat dengan baik agar tetap lestari. Antusiasme warga dalam mengikuti upacara ini sangat tinggi, menunjukkan pentingnya tradisi ini dalam kehidupan masyarakat lokal.
Sumber Air Panguripan di Desa Sumberejo
Sementara itu, di Desa Sumberejo, sumber air Panguripan menjadi sumber utama kehidupan bagi 136 KK. Kepala Desa Sumberejo, Didik Hariyanto, menjelaskan bahwa sumber air ini tidak pernah kering meskipun musim kemarau panjang.
“Masyarakat menggantungkan hidup dari sini. Bila tidak ada sumber ini, mereka tidak dapat hidup,” ujarnya. Warga Desa Sumberejo, Kasim (70), menambahkan bahwa sumber air yang dikenal sebagai ‘Sumber Asli’ ini dioptimalkan melalui program Pamsimas.
Dengan iuran sebesar Rp 6.500 per bulan, warga bisa menikmati air bersih sekaligus menjaga perawatan jaringan dan lingkungan. Keberadaan sumber air ini membuat warga semakin sadar akan pentingnya menjaga pohon-pohon di sekitar sumber air.
“Air yang kita minum berasal dari sini, maka perlu kita jaga,” ujar Kasim.
Peran Bupati Trenggalek dalam Pelestarian Lingkungan
Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin, yang turut hadir dalam upacara Metri Bumi, mengajak masyarakat untuk terus merawat pohon-pohon di sekitar sumber air. Ia berharap debit air tetap terjaga dengan adanya tanaman yang tumbuh di sekitar sumber air.
Mas Ipin, demikian ia akrab disapa, berharap tradisi ini dapat dilestarikan oleh masyarakat, terutama generasi muda di desa setempat. “Metri Bumi ini bagian dari cara kita membawa keselamatan bagi masyarakat Trenggalek,” tambahnya.
Upacara Metri Bumi bukan hanya sekadar ritual adat, tetapi juga menjadi ajang edukasi dan pengingat tentang pentingnya menjaga lingkungan. Dengan kebersamaan dan kesadaran masyarakat, sumber air yang ada di kedua desa ini dapat terus berfungsi dan memberikan manfaat bagi generasi mendatang.












