Mengapa Menata Ulang Furnitur Bisa Jadi Cara Mengatasi Stres
Setiap orang memiliki cara unik untuk menghadapi stres. Ada yang lebih suka berolahraga, ada yang menulis jurnal, dan ada pula yang memilih tidur panjang untuk mengistirahatkan diri. Namun, ada juga yang menemukan ketenangan dengan cara yang tidak biasa: menata ulang furnitur di rumah mereka.
Dari sekadar memindahkan sofa, merotasi meja kerja, hingga mengubah posisi tempat tidur, aktivitas ini sering dianggap sebagai bentuk “self-therapy” yang tidak disadari.
Psikologi modern menilai bahwa kebiasaan ini bukanlah sekadar hobi, melainkan cerminan dari kepribadian tertentu. Orang yang gemar mengatur ulang furnitur saat stres biasanya memiliki sifat dan kebutuhan batin yang khas. Berikut beberapa ciri kepribadian mereka:
1. Perfeksionis dan Sulit Berdiam Diri
Mereka yang sering memindahkan furnitur cenderung memiliki standar tinggi, baik untuk dirinya sendiri maupun lingkungannya. Ruang yang berantakan atau monoton membuat mereka merasa tidak nyaman. Dengan mengubah tata letak, mereka merasa bisa mengontrol situasi, sekaligus menyalurkan dorongan perfeksionisme agar semuanya tampak “tepat di tempatnya.”
2. Kreatif dan Imajinatif
Menata ulang furnitur bukan sekadar kegiatan fisik, tetapi juga seni menciptakan suasana baru. Orang yang melakukannya biasanya memiliki imajinasi tinggi serta kemampuan berpikir kreatif. Mereka mampu membayangkan bagaimana cahaya masuk dari jendela, bagaimana perabotan selaras, hingga bagaimana ruangan menciptakan nuansa tertentu.
3. Membutuhkan Rasa Kontrol
Psikologi mengungkapkan bahwa stres sering muncul saat seseorang merasa tidak berdaya menghadapi keadaan. Dengan menata ulang furnitur, mereka memperoleh kembali rasa kendali atas hidupnya. Lingkungan yang bisa mereka atur ulang memberi ilusi kontrol, sehingga batin terasa lebih stabil dan tenang.
4. Detail-Oriented
Mereka memiliki kecenderungan memperhatikan hal-hal kecil. Dari jarak antara kursi dengan meja, arah bukaan pintu, hingga keseimbangan visual dalam ruangan, semua menjadi penting. Kebiasaan ini menunjukkan bahwa mereka mampu melihat detail yang sering dilewatkan orang lain, sebuah kepribadian yang juga berguna dalam pekerjaan atau kehidupan sehari-hari.
5. Sensitif terhadap Lingkungan
Orang yang suka menata ulang furnitur biasanya memiliki kepekaan tinggi terhadap suasana di sekitarnya. Ruangan yang terasa sesak atau tidak harmonis bisa memengaruhi mood mereka secara drastis. Dengan menciptakan suasana baru, mereka sebenarnya sedang menyelaraskan energi emosional dengan lingkungan fisik.
6. Mandiri dalam Mengatasi Masalah
Alih-alih melampiaskan stres dengan cara destruktif, mereka memilih cara produktif: mengubah ruang. Hal ini mencerminkan kemandirian dalam menghadapi masalah. Mereka tidak selalu bergantung pada orang lain untuk menenangkan diri, melainkan menemukan solusi dengan caranya sendiri.
7. Mudah Bosan dengan Rutinitas
Keinginan mengubah tata letak menunjukkan adanya kecenderungan cepat jenuh. Mereka membutuhkan variasi, meski dalam bentuk sederhana seperti menggeser perabot. Bagi mereka, perubahan kecil dapat menghadirkan kesegaran baru, seolah memberi semangat untuk menghadapi hari berikutnya.
8. Emosional namun Adaptif
Sifat emosional membuat mereka butuh pelampiasan ketika tekanan datang. Namun, menariknya, mereka mampu menyalurkan emosi tersebut ke dalam tindakan positif. Inilah tanda bahwa meski perasaan mereka kuat, mereka juga adaptif dalam mencari cara untuk meredakannya.
Kesimpulan
Menata ulang furnitur saat stres mungkin tampak seperti kebiasaan kecil, tetapi di baliknya tersimpan makna psikologis yang dalam. Orang dengan kecenderungan ini biasanya perfeksionis, kreatif, sensitif, serta memiliki kebutuhan tinggi akan kontrol dan variasi. Alih-alih melarikan diri dari masalah, mereka mengelola stres melalui aktivitas yang memberi rasa damai sekaligus produktif.
Pada akhirnya, tidak semua orang menemukan ketenangan dengan cara yang sama. Bagi sebagian orang, ruang yang berubah sama artinya dengan pikiran yang diperbarui. Jadi, jika Anda termasuk orang yang suka menggeser sofa atau meja saat penat, bisa jadi itulah bahasa tubuh Anda untuk berkata: “Saya sedang menata ulang pikiran saya melalui ruang di sekitar saya.”