Penyebab dan Gejala Asam Urat yang Perlu Diketahui
Asam urat adalah zat alami yang terbentuk dari proses pemecahan purin, yaitu senyawa yang umum ditemukan dalam makanan seperti daging merah, organ dalam hewan, ikan laut, serta beberapa jenis kacang dan sayuran. Pada kondisi normal, asam urat larut dalam darah dan akan dikeluarkan melalui urine. Namun, ketika jumlahnya berlebih atau ginjal tidak mampu mengeluarkannya secara efisien, kadar asam urat dalam darah meningkat. Kondisi ini disebut sebagai hiperurisemia.
Kenaikan kadar asam urat bisa menyebabkan penumpukan kristal tajam di dalam sendi, yang memicu rasa nyeri, bengkak, kemerahan, dan panas. Keadaan ini dikenal sebagai gout atau rematik asam urat. Serangan biasanya datang secara tiba-tiba, terutama pada malam atau dini hari, dan paling sering menyerang sendi jempol kaki, pergelangan kaki, lutut, atau tangan.
Selain menyerang sendi, tingginya kadar asam urat juga dapat menyebabkan komplikasi lain seperti batu ginjal atau kerusakan sendi permanen jika tidak segera ditangani. Faktor risiko utama termasuk pola makan tinggi purin, konsumsi alkohol, obesitas, gangguan ginjal, maupun faktor keturunan. Oleh karena itu, penting untuk menjaga pola makan yang sehat, menjaga berat badan ideal, serta rutin memeriksakan kadar asam urat agar tetap dalam keadaan terkendali.
Perbedaan Asam Urat dengan Nyeri Sendi Biasa
Berikut perbandingan antara gejala asam urat dan nyeri sendi biasa agar lebih mudah dikenali:
Gejala Asam Urat
– Nyeri datang tiba-tiba dan sangat intens, biasanya terjadi di malam atau dini hari.
– Lokasi spesifik, seperti jempol kaki, pergelangan kaki, lutut, atau tangan.
– Sendi bengkak, merah, dan terasa hangat.
– Nyeri bisa membaik lalu kambuh lagi, serangan bisa hilang sendiri namun muncul kembali di kemudian hari.
– Nyeri sangat sensitif, bahkan sentuhan ringan dari kain atau selimut tipis terasa sakit.
Gejala Nyeri Sendi Biasa (misalnya karena kelelahan atau cedera ringan)
– Nyeri muncul secara perlahan, biasanya setelah aktivitas berat atau cedera.
– Lokasi lebih bervariasi, bisa di lutut, pinggang, punggung, atau bahu.
– Jarang ada kemerahan atau panas, lebih terasa pegal, ngilu, atau kaku.
– Membaik dengan istirahat atau pijatan, tidak kambuh tiba-tiba seperti asam urat.
– Sensasi nyeri lebih ringan, masih bisa ditoleransi dan tidak terlalu sensitif.
Kunci untuk membedakan keduanya terletak pada intensitas nyeri, waktu serangan, serta adanya gejala bengkak, kemerahan, dan panas pada sendi tertentu.
Gejala Awal Asam Urat yang Perlu Diwaspadai
Beberapa gejala awal asam urat yang sering muncul antara lain:
-
Nyeri Mendadak pada Sendi
Nyeri biasanya muncul secara tiba-tiba, terutama di malam atau dini hari. Rasa nyeri terasa sangat kuat meski area sendi hanya disentuh ringan. -
Bengkak pada Sendi
Sendi yang terkena (biasanya jempol kaki, pergelangan kaki, lutut, atau tangan) tampak membengkak. -
Kemerahan dan Terasa Hangat
Kulit di sekitar sendi bisa tampak merah keunguan dan terasa hangat saat disentuh. -
Sendi Kaku dan Sulit Digerakkan
Akibat nyeri dan peradangan, penderita merasa sendi terkunci dan sulit melakukan aktivitas sehari-hari. -
Nyeri yang Hilang dan Kambuh Lagi
Pada awalnya, serangan nyeri berlangsung beberapa jam hingga beberapa hari, kemudian hilang sendiri, namun bisa kambuh kembali di kemudian hari dengan intensitas yang lebih parah.
Banyak orang sering mengira nyeri awal ini hanya pegal biasa, padahal bisa menjadi tanda awal dari penyakit asam urat. Oleh karena itu, penting untuk mengenali gejala-gejala tersebut agar dapat segera mendapatkan pengobatan yang tepat.