Pemerintah Alokasikan Rp 30 Triliun untuk Bantuan Langsung Tunai
JAKARTA – Pemerintah telah mengalokasikan dana sebesar Rp 30 triliun sebagai bantuan langsung tunai (BLT) kepada masyarakat. Dana ini berasal dari hasil efisiensi anggaran yang kemudian dialihkan menjadi stimulus ekonomi.
Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan daya beli masyarakat, khususnya keluarga dengan kondisi ekonomi yang kurang stabil.
BLT ini ditujukan kepada lebih dari 35 juta keluarga penerima manfaat (KPM), yang akan menerima bantuan selama periode Oktober hingga Desember 2025. Dengan alokasi dana yang besar, pemerintah berharap dapat memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
Anggaran Tidak Memberatkan Keuangan Negara
Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa, menyampaikan bahwa penambahan anggaran sebesar Rp 30 triliun tidak akan banyak membebani keuangan negara. Ia menegaskan bahwa APBN memiliki sumber daya yang cukup untuk mendukung program ini.
“Anggaran dari kita kan, dari APBN. Kita kaya kok, Anda jangan anggap kita miskin. Gini-gini kaya juga. Kalau Rp 30 triliun aja bisa lah,” ujarnya saat berbicara di kantor Kementerian Pekerjaan Umum, Jakarta.
Ia menambahkan bahwa BLT ini akan memperkuat daya beli masyarakat, terutama dari kalangan ekonomi bawah. Dengan adanya peningkatan daya beli tersebut, secara tidak langsung akan mendorong pertumbuhan ekonomi.
“Tapi itu yang penting langsung ke masyarakat. Jadi akan memperkuat daya beli. Kalau diumumin seperti itu, bukan 5,5 persen lagi pertumbuhan ekonomi, hitungan kita 5,67 persen, hampir 5,7,” tambah Purbaya.
Sumber Dana dan Target Penerima
Dana BLT yang diberikan berasal dari realokasi anggaran APBN. Menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, dana tersebut merupakan hasil efisiensi anggaran yang dilakukan pemerintah. Total dana yang dialokasikan mencapai Rp 46,2 triliun, termasuk Rp 16,2 triliun dari kuartal keempat dan tambahan Rp 30 triliun.
Jumlah penerima BLT kali ini meningkat dua kali lipat dibandingkan sebelumnya. Sebanyak 35.046.783 keluarga akan menerima bantuan ini. Dengan asumsi setiap keluarga terdiri dari empat orang, maka total warga yang terdampak mencapai lebih dari 140 juta jiwa.
Penyaluran Bantuan Melalui Dua Jalur
Untuk memastikan distribusi yang efisien, pemerintah membagi penyaluran BLT menjadi dua jalur. Sebanyak 18,3 juta keluarga akan menerima bantuan melalui Himpunan Bank Milik Negara (Himbara), sementara 17,2 juta keluarga lainnya akan menerima melalui PT Pos Indonesia.
Penyaluran BLT melalui Himbara akan dimulai pekan depan, sedangkan penyaluran melalui PT Pos Indonesia akan dimulai pada Senin (20/10/2025). Untuk memperingati peluncuran BLT ini, pemerintah juga melakukan simbolisasi kepada 50 orang yang belum pernah menerima bantuan sebelumnya.
Target Kelompok Sasaran
Bantuan ini disasar kepada masyarakat yang berada di desil 1 hingga 4 berdasarkan Data Sosial Ekonomi Nasional (DSEN). Program ini merupakan tambahan di luar BLT reguler yang selama ini disalurkan oleh Kementerian Sosial kepada 20,88 juta keluarga melalui program Keluarga Harapan dan bantuan sembako.
Dengan pendekatan yang lebih luas, pemerintah berharap dapat memberikan dukungan yang lebih merata kepada masyarakat, terutama yang paling membutuhkan. Hal ini juga bertujuan untuk memperkuat stabilitas sosial dan ekonomi di tengah tantangan global.












