RI Ingin Beli 30 Kapal Selam Tanpa Awak, Prabowo Pantau Uji Coba

Pemenuhan Kebutuhan Kapal Selam Otonom untuk Keamanan Perairan Indonesia

JAKARTA – Kementerian Pertahanan Republik Indonesia tengah mempersiapkan pembelian 30 unit kapal selam otonom (KSOT) yang merupakan hasil produksi dalam negeri. Rencana ini diambil guna meningkatkan pengawasan terhadap titik-titik strategis di perairan Indonesia, khususnya pada area choke point yang rentan terhadap ancaman keamanan.

Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin mengungkapkan bahwa pihaknya telah melakukan evaluasi teknis bersama Panglima TNI, Kepala Staf TNI AL, dan Direktur PT PAL. Hasil evaluasi tersebut menunjukkan bahwa kebutuhan akan 30 unit KSOT sangat mendesak sebagai bagian dari persenjataan strategis TNI.

Meski lokasi penempatan kapal belum dipublikasikan secara detail, ia menegaskan bahwa kehadiran armada ini akan menjadi kekuatan tambahan bagi keamanan negara.

Direktur PT PAL Indonesia, Kaharuddin Djenod, menyatakan bahwa permintaan dari Kementerian Pertahanan dapat dipenuhi pada tahun 2026. “Seluruh 30 unit akan tersedia pada 2026,” ujarnya.

Penyelenggaraan uji coba penembakan torpedo dilakukan sebagai bagian dari proses pengujian awal. Kapal selam otonom mampu menyelam hingga kedalaman empat meter, lalu menembakkan torpedo dengan jangkauan antara 100 hingga 150 meter.

Teknologi 100 Persen Produksi Dalam Negeri

Kapal selam tanpa awak ini adalah hasil desain dan produksi sepenuhnya oleh PT PAL Indonesia. Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) mencapai lebih dari 50 persen, yang menunjukkan kemampuan industri pertahanan nasional dalam menghasilkan alat senjata modern.

Alat-alat yang digunakan berasal dari pasaran dalam negeri, namun dirancang khusus untuk kebutuhan militer dan penggunaan di laut.

Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Muhammad Ali mengapresiasi hasil uji coba yang telah dilakukan. Ia menjelaskan bahwa torpedo yang ditembakkan mampu bergerak sendiri setelah keluar dari peluncur dan mencari sasaran menggunakan sensor. Hal ini menunjukkan tingkat kemandirian teknologi yang cukup tinggi.

Presiden Turut Memantau Uji Coba

Uji coba penembakan torpedo juga turut diamati langsung oleh Presiden Joko Widodo melalui sambungan telepon. Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin memberikan laporan hasil uji coba tersebut kepada Presiden.

Menurutnya, Presiden sangat memperhatikan pengembangan kekuatan TNI hingga level teknis. Pesan Presiden adalah agar uji coba ini berhasil dan sukses, sebagai bentuk kerja keras seluruh pihak terkait.

Indonesia Jadi Negara Keempat yang Mampu Produksi Kapal Selam Nirawak

Sjafrie menyatakan bahwa Indonesia menjadi negara keempat di dunia yang mampu memproduksi kapal selam otonom. Tiga negara lainnya adalah Amerika Serikat, China, dan Rusia.

Ini menjadi kebanggaan bangsa Indonesia karena menunjukkan kemampuan teknologi militer yang setara dengan negara-negara besar. Seluruh desain berasal dari anak bangsa, sehingga menjadi bukti kompetensi dalam bidang teknologi.

Ia juga menekankan bahwa teknologi otonom ini memiliki potensi untuk dikembangkan lebih lanjut, termasuk dalam penggunaan kapal-kapal permukaan. Oleh karena itu, Sjafrie mengajak para teknokrat yang sedang studi di luar negeri untuk kembali ke Tanah Air dan berkontribusi dalam pengembangan industri pertahanan nasional.

Masa Depan Teknologi Militer Indonesia

Pembangunan teknologi militer tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga memerlukan dukungan dari seluruh rakyat Indonesia.

Dengan adanya inisiatif seperti pengembangan kapal selam otonom, diharapkan industri pertahanan bisa berkembang pesat dan mandiri. Kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan para ahli teknologi menjadi kunci kesuksesan dalam membangun sistem pertahanan yang kuat dan modern.