Intel Mengambil Risiko Besar dengan Pembangunan Fab 52 di Arizona
JAKARTA – Di tengah persaingan global yang semakin ketat dalam industri semikonduktor, Intel sedang mengambil langkah besar untuk membangun fasilitas produksi chip baru bernama Fab 52.
Proyek ini menempati lokasi di gurun Chandler, Arizona, dan memiliki nilai investasi lebih dari 20 miliar dolar AS atau sekitar Rp 331 triliun.
Fab 52 tidak hanya menjadi pabrik biasa, tetapi juga merupakan simbol ambisi perusahaan untuk kembali bangkit setelah beberapa tahun tertinggal dari para pesaing utama seperti Taiwan Semiconductor Manufacturing Company (TSMC).
Fab 52 dirancang sebagai pusat strategis bagi Intel dalam memproduksi chip berdaya tinggi menggunakan teknologi litografi ekstrem dari ASML, sebuah perusahaan teknologi ternama asal Belanda.
Ini adalah pertama kalinya dalam hampir sepuluh tahun, Intel kembali memproduksi semikonduktor mutakhir di Amerika Serikat. Menurut Sachin Katti, Chief Technology Officer Intel, proyek ini merupakan taruhan besar yang sangat penting, bukan hanya bagi Intel tetapi juga bagi negara.
Meski demikian, keberhasilan Fab 52 masih bergantung pada hasil nyata. Banyak analis menyatakan bahwa sebagian besar calon pelanggan, termasuk produsen chip besar di bidang kecerdasan buatan dan ponsel pintar, masih menunggu apakah Intel dapat membuktikan kemampuan proses produksinya sebelum bersedia mempercayakan pesanan mereka.
Dengan pengalaman masa lalu yang kurang menggembirakan, Intel kini harus berjuang keras untuk memperbaiki posisinya di industri yang sangat kompetitif.
Perubahan Strategi dan Dukungan Pemerintah
Kepemimpinan baru di bawah Lip-Bu Tan, CEO ketiga dalam lima tahun terakhir, membawa arah strategis yang ambisius. Salah satu fokus utamanya adalah memperkenalkan lima proses produksi dalam empat tahun dan menjadikan Intel sebagai produsen bagi perusahaan chip lain.
Selain itu, pemerintah Amerika Serikat melalui CHIPS and Science Act memberikan dukungan finansial signifikan dengan investasi sekitar 8,9 miliar dolar AS atau Rp 147 triliun untuk 10 persen saham Intel. Ini adalah salah satu suntikan dana pemerintah terbesar sejak krisis keuangan 2008.
Lip-Bu Tan mengatakan bahwa platform komputasi generasi berikutnya, teknologi proses unggulan, serta manufaktur dan kemasan maju akan menjadi katalis inovasi di seluruh bisnis Intel. Proyek ini menjadi ujian apakah strategi baru dapat mengembalikan dominasi Intel di industri semikonduktor global.
Inovasi Teknologi di Fab 52
Proses 18A yang dikembangkan di Fab 52 menawarkan terobosan teknis seperti penumpukan transistor dan pengaliran daya dari sisi belakang chip untuk menghemat ruang dan meningkatkan efisiensi energi.
Chip terbaru Intel, Panther Lake, diklaim mampu mendukung sistem kecerdasan buatan dan penggunaan komputasi sepanjang hari. Produksi dijadwalkan dimulai awal tahun depan.
Namun, tantangan teknis masih membayangi. Hingga akhir tahun lalu, tingkat keberhasilan produksi chip 18A Intel masih di bawah 10 persen, jauh tertinggal dari TSMC yang telah mencapai 30 persen tanpa cacat pada chip berteknologi 2 nanometer.
Meski demikian, Intel belum mengungkapkan data terbaru dari Fab 52, memunculkan tanda tanya besar di kalangan industri.
Harapan dan Tantangan di Masa Depan
Dengan membawa kembali produksi ke fasilitas internal, Intel berharap dapat menekan biaya dan memperbaiki margin laba. Patrick Moorhead, pendiri firma riset teknologi Moor Insights & Strategy, mengatakan bahwa pabrik ini seperti pusat perbelanjaan yang membutuhkan penyewa utama. Jika Intel berhasil mendapatkan pelanggan besar, permainan akan dimulai.
Kini, dunia menanti apakah taruhan besar Intel di tengah gurun Arizona akan menjadi tonggak kebangkitan perusahaan atau justru monumen ambisi yang terlalu tinggi di tengah persaingan sengit industri semikonduktor global.