Kehidupan Mr Nanang, Penjual Cincau yang Menguasai Empat Bahasa
BOGOR – Di balik lapak kecilnya di Kota Bogor, Mr Nanang dikenal sebagai penjual es cincau yang ramah dan sederhana. Namun, di balik kesederhanaannya, pria ini memiliki latar belakang yang menarik. Ia tidak hanya menguasai empat bahasa asing, tetapi juga memiliki banyak ide untuk kemajuan bangsa.
Mr Nanang memulai perjalanannya dengan berjualan es cincau di Jalan Pajajaran. Meskipun usahanya terlihat sederhana, ia tidak pernah berhenti berpikir tentang bagaimana bisa memberikan kontribusi besar bagi masyarakat.
Dalam sebuah wawancara yang terekam di media online, ia menyampaikan bahwa dirinya memiliki banyak gagasan dalam berbagai bidang seperti pendidikan, wisata, metalurgi, mekatronika, hingga ekologi.
Ia bahkan berencana untuk menyampaikan ide-ide tersebut langsung kepada pemimpin negara, termasuk Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi (KDM), dan Presiden Prabowo Subianto. “Saya punya banyak ide untuk Jawa Barat dan Bapak Prabowo,” ujar Nanang dengan nada percaya diri.
Meski begitu, ia tetap rendah hati. “Walaupun orang kecil, tapi ide saya besar,” tambahnya. Nanang merasa bahwa setiap orang memiliki hak untuk menyampaikan pandangan dan ide-ide mereka, terlepas dari status sosial atau latar belakang.
Inspirasi dari Ilmuwan Swedia
Salah satu ide yang paling ia banggakan adalah tentang pendidikan ekologi. Ide ini telah diwujudkan oleh Gubernur Dedi Mulyadi di Jawa Barat.
Nanang mengatakan bahwa inspirasi tersebut berasal dari seorang ilmuwan asal Swedia yang pernah berkata bahwa seseorang tidak akan bahagia jika hanya menyimpan ide tanpa merealisasikannya.
“Jika seseorang memiliki banyak ide tetapi tidak mewujudkannya, maka ia akan kecewa. Tapi jika satu ide saja diwujudkan, maka ia akan merasa cukup bahagia,” jelas Nanang.
Ia juga menyebut bahwa dirinya memiliki kesamaan pandangan dengan Gubernur Dedi Mulyadi. Sebelumnya, ia pernah menyampaikan ide-ide kepada ajudan sang gubernur, dan ternyata ide itu diadopsi. Salah satunya adalah SDN Ekologi di Subang.
“Saya sebenarnya sama dengan KDM,” imbuhnya. Namun, perjalanan hidup Nanang tidak selalu mulus. Beberapa waktu lalu, ia sempat kecewa karena merasa janji yang diberikan oleh KDM tidak ditepati. Janji tersebut adalah posisi sebagai staf penerjemah.
Kekecewaan dan Kesabaran
Setelah menunggu selama tiga bulan tanpa kabar, Nanang merasa tertipu. Warga sekitar bahkan mengira dirinya bekerja bersama gubernur. Kekecewaan ini membuatnya sempat kehilangan semangat. Namun, ia tetap memilih untuk memaafkan dan berlapang dada.
Nanang juga menyampaikan permintaan maaf kepada Gubernur Dedi Mulyadi karena sempat terbawa emosi saat menyampaikan keluhannya. “Saya bukan untuk mendahului Bapak KDM, saya sangat hargai dan bangga dengan Bapak Gubernur Jawa Barat ini,” ujarnya.
Ia mengaku bahwa emosinya sempat lebih besar daripada kesadarannya. “Saya mohon maaf dalam statement ini, Pak KDM, saya mungkin ruang emosi saya lebih besar dari ruang kesadaran saya,” tambahnya.
Tanggapan Positif dan Harapan
Setelah videonya viral dan pesannya sampai, Dedi Mulyadi disebut sudah memberikan tanggapan positif. Mr Nanang mengaku lega dan memilih untuk bersabar menunggu janji itu ditepati. Ia tetap menjalani kehidupan sehari-hari dengan menjual es cincau di Jalan Pajajaran, Kota Bogor.
Dengan semangat dan keyakinan yang kuat, Nanang tetap percaya bahwa setiap orang memiliki potensi untuk berkontribusi besar bagi bangsa, terlepas dari latar belakangnya. Ia menjadi contoh bahwa kesederhanaan tidak menghalangi seseorang untuk memiliki impian besar.












