Jateng  

Wali Kota Solo Tanggapi Pemangkasan Transfer Daerah 24 Persen

Strategi Efisiensi dan Optimalisasi Pendapatan Daerah di Kota Solo

SOLO – Pemerintah Kota (Pemkot) Solo tengah mempersiapkan berbagai strategi untuk meningkatkan efisiensi internal serta mengoptimalkan pendapatan daerah tanpa memberatkan masyarakat.

Hal ini dilakukan sebagai respons terhadap rencana pemerintah pusat yang akan memangkas dana transfer ke daerah sebesar 24 persen pada tahun 2026. Wali Kota Solo, Respati Ardi, menjelaskan bahwa langkah-langkah ini menjadi bagian dari upaya penyesuaian terhadap perubahan anggaran APBN 2026.

Salah satu strategi utama yang disiapkan adalah pembentukan tim khusus yang bertugas untuk mengeksplorasi potensi pendapatan asli daerah (PAD) dari berbagai sektor, seperti investasi, pariwisata, hingga pemanfaatan aset daerah.

Tim ini diharapkan dapat membantu Pemkot Solo dalam mencari sumber pendapatan alternatif agar tidak terlalu bergantung pada dana transfer dari pemerintah pusat.

Respati menyampaikan bahwa Pemkot Solo masih memproyeksikan dana transfer pusat sebesar Rp 1,2 triliun, sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Namun, informasi yang berkembang menunjukkan bahwa dana tersebut berpotensi dipangkas hingga 24 persen.

Untuk menghadapi hal ini, Pemkot Solo telah melakukan langkah antisipasi dengan menyusun kebijakan fiskal yang lebih efisien dan sesuai dengan kondisi anggaran saat ini.

“Kami bersama DPRD sedang menyusun kebijakan fiskal agar lebih efisien dalam menyesuaikan kondisi pemerintah pusat,” ujar Respati.

Ia menegaskan bahwa layanan publik tetap menjadi prioritas utama meskipun nanti terjadi pemangkasan anggaran. “Prinsipnya pelayanan publik tidak boleh berkurang. Itu prioritas utama, karena masyarakat tidak boleh dirugikan.”

Strategi yang disiapkan meliputi efisiensi internal dan optimalisasi pendapatan daerah tanpa membebani masyarakat. Salah satu caranya adalah melalui pembentukan tim khusus untuk menggali potensi PAD dari sektor investasi, pariwisata, hingga pemanfaatan aset daerah.

Kunci dari strategi ini adalah investasi, yang akan menjadi fokus utama Pemkot Solo. Selain itu, pariwisata juga akan menjadi prioritas, dengan tujuan mendatangkan wisatawan dan menggerakkan ekonomi masyarakat.

“Bagaimana caranya uang bisa berputar lebih cepat di Kota Solo. Tourism akan menjadi fokus, mendatangkan wisatawan, dan menggerakkan ekonomi warga,” kata Respati.

Wakil Ketua DPRD Kota Solo, Daryono, juga menyampaikan bahwa DPRD telah waspada dalam menyikapi rencana pemotongan dana transfer oleh pemerintah pusat. Meskipun belum resmi diberlakukan, informasi tentang efisiensi anggaran sudah masuk ke meja legislatif.

“Setelah pembahasan paripurna, kami menerima edaran dari Menteri Keuangan soal efisiensi. Walaupun belum resmi, indikasinya jelas ada potensi pemotongan dana transfer,” ujar Daryono.

Menurutnya, efisiensi belanja daerah harus dilakukan dengan cermat agar tidak menghambat sektor-sektor yang mendukung pertumbuhan PAD. Proyek pembangunan infrastruktur dasar tetap harus berjalan karena memiliki dampak langsung terhadap peningkatan pajak dan retribusi daerah.

“Kalau bicara efisiensi, ya pasti banyak yang bisa dihemat. Tapi jangan sampai menunda hal-hal produktif,” tambah Daryono.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *