10 Hari Menunggu Jasad Suami di Puing Longsor

Kecemasan Yusnidar yang Menunggu Jasad Suaminya di Tengah Longsoran

SIBOLGA – Di tengah Kota Sibolga, Sumatera Utara, kecemasan dan kesedihan masih terasa menghiasi wajah Yusnidar Sihotang. Ia adalah seorang ibu rumah tangga dari Desa Aek Manis, Kecamatan Sibolga Selatan, yang kini sedang menunggu kabar tentang suaminya yang hilang akibat bencana tanah longsor.

Rukiyat Malau, suaminya, tertimpa longsoran tanah saat berada di rumahnya pada hari Selasa (25/11/2025). Hingga kini, jasadnya belum ditemukan. Hari Jumat (5/12/2025) sore menjadi hari kesepuluh dalam proses pencarian korban bencana tersebut.

Selama 10 hari ini, Yusnidar tetap setia menunggu di lokasi kejadian, dengan harapan bisa mendapatkan kabar tentang suaminya. Di depan teras rumah tetangganya yang selamat dari bencana, ia berdiri lemas sambil sesekali mengusap air mata yang kadang mengalir.

Alat berat terus bekerja keras untuk menggali tanah yang menimbun rumah mereka. Namun, hingga kini, jasad Rukiyat masih belum juga ditemukan. Ia menjadi satu-satunya korban yang hilang, sementara 43 korban lainnya telah ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.

Yusnidar menyebutkan bahwa proses pencarian sudah memberikan beberapa petunjuk. Beberapa hari lalu, becak yang biasa digunakan suaminya untuk mencari nafkah berhasil ditemukan. Namun, keberadaan suaminya tidak terdeteksi di sekitar kendaraan tersebut.

“Sudah ketemu becaknya. Tapi jasadnya enggak ada di sana,” ujar Yusnidar dengan suara bergetar.

Menurut dugaannya, saat bencana terjadi, suaminya mungkin sedang berada di bagian belakang rumah. Rumah mereka berada di daerah pegunungan dan memiliki struktur yang berlantai bawah. Kamar mandi berada cukup jauh dari jalan utama, sehingga posisi itu memperparah kesulitan proses pencarian.

“Kemungkinan dia sedang berwudu atau bersiap shalat. Kamar mandinya jauh ke bawah, enam tangga ke bawah,” kata Yusnidar. Ia mengkhawatirkan bahwa jasad suaminya mungkin tertimbun cukup dalam akibat dampak dahsyat longsoran.

Banyak material seperti limbah, pondasi rumah, dan tanah telah menumpuk di atas rumah mereka. Bahkan, bangunan itu tergeser jauh ke bawah dan tertimpa berbagai lapisan material berat. Hal ini membuat medan pencarian semakin sulit dan berbahaya.

Proses pencarian korban hilang terkendala oleh kondisi medan yang sangat berat. Meskipun alat berat seperti ekskavator digunakan, jumlahnya terbatas. Awalnya dua unit alat berat digunakan, namun kini hanya tersisa satu unit.

Yusnidar menjelaskan bahwa operasi pencarian dilakukan dari pagi hingga sore hari. Pada pukul 6 sore, operasi dihentikan sementara dan akan dilanjutkan keesokan hari.

Selain tumpukan material, lokasi kejadian yang masih tergenang banjir akibat aliran sungai juga memperparah situasi. Tanah menjadi labil dan proses pencarian berjalan sangat lambat. Tim SAR gabungan terus berupaya membersihkan puing-puing di titik yang dicurigai sebagai lokasi terakhir korban berada.

Pencarian Rukiyat Malau menjadi tantangan besar bagi tim SAR. Dengan kondisi medan yang sulit dan waktu yang terbatas, mereka terus berusaha memastikan semua korban dapat ditemukan dan diberi tempat yang layak. Sampai berita ini diturunkan, proses pencarian masih berlangsung, dengan harapan besar bahwa jasad suami Yusnidar dapat segera ditemukan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *