Aparat kepolisian harus lebih sering melakukan kegiatan sosialisasi di sekolah-sekolah. Kuncinya, para pelajar harus mengetahui risiko apa saja jika terlibat dalam aksi tawuran. Baik dari sisi pidana, maupun dampak ke depan jika berhadapan dengan hukum.
“Setidaknya ini bisa meredam di samping pihak sekolah sendiri memperbanyak kegiatan religi. Karena jika sudah terjadi aksi tawuran, sekolah ini juga cuci tangan bahwa tawuran ini terjadi di luar jam sekolah dan bukan di lingkungan sekolah. Padahal ini tanggung jawab bersama,” pungkas Iko.