Kemudian berlanjut dengan adanya musibah banjir hingga awal tahun 2024. Alhasil, produksi bawang merah semoat merosot.
“Kami sampaikan kenaikan harga dampak berkurangnya luas panen dan produksi akibat kekeringan bulan November yang berlanjut banjir,” ungkap Yulia.
“Akibatnya, penanaman mundur sehingga produksi berkurang. Ketika permintaan tetap namun ketersediaan rendah atau kecil maka harga mahal,” lanjut Yulia.
Dari hasil pengecekan sejumlah gudang, diketahui pasokan masih terus mengalir keluar masuk. Diketahui pula tidak sampai ada penimbunan.
“Terlihat di gudang relatif kosong seperti ini artinya tidak ada penimbunan. Namun meski kosong bukan berarti tidak ada pasokan,” terangnya.
Respon (1)
Komentar ditutup.