Pertemuan Singkat Trump dan Emir Qatar di Pesawat Kepresidenan saat Isi BBM di Doha

Perhentian Tak Terduga Presiden AS di Qatar

JAKARTA – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump melakukan perhentian tak terduga di Qatar dalam perjalanan menuju Malaysia untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN.

Singgahnya Trump di Pangkalan Udara Al Udeid menarik perhatian dunia, khususnya karena waktu kejadian yang bertepatan dengan pembahasan upaya perdamaian di Gaza.

Dalam singgahannya tersebut, Trump mengadakan pertemuan singkat dengan Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani dan Perdana Menteri Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani di dalam pesawat Air Force One. Pertemuan ini berlangsung saat pengisian bahan bakar dan menjadi fokus utama media internasional.

Menurut laporan pejabat Amerika, pembicaraan antara Trump dan para pemimpin Qatar berfokus pada kesepakatan penyanderaan antara Israel dan Hamas serta langkah menjaga stabilitas di Gaza. Qatar dikenal sebagai mediator utama dalam konflik tersebut, bekerja sama dengan sejumlah mitra global.

Sheikh Tamim menyambut kedatangan Trump dengan hangat. Ia mengatakan bahwa kehadiran Trump di Doha menjadi kesempatan langka untuk menyapa langsung sang presiden.

“Begitu saya tahu bahwa beliau akan datang untuk mengisi bahan bakar, saya berkata bahwa saya tidak akan membiarkannya terbang tanpa menyapa. Jadi, terima kasih banyak, Bapak Presiden, dan selalu senang bertemu dengan Anda,” ujar Tamim.

Trump membalas dengan pujian kepada sang emir. Ia menyebut Sheikh Tamim sebagai “salah satu penguasa besar dunia, bukan hanya di Timur Tengah”, serta mengapresiasi peran Qatar dalam menjaga perdamaian regional.

“Apa yang telah kita lakukan sungguh luar biasa, perdamaian untuk Timur Tengah. Dan mereka adalah faktor yang sangat penting di dalamnya. Anda memiliki Timur Tengah yang aman saat ini, dan Anda akan mempertahankannya seperti itu untuk waktu yang lama,” kata Trump.

Dalam kesempatan itu, Sheikh Tamim juga menuturkan bahwa pertemuan di pesawat tersebut merupakan pengalaman pertamanya menyambut pemimpin dunia dalam situasi semacam itu. “Tidak pernah, pertama kali,” ujarnya singkat.

Trump kemudian menyinggung sifat historis dari kesepakatan perdamaian terbaru yang ia sebut “belum pernah terjadi dalam 3.000 tahun terakhir.” “Ini adalah perdamaian sejati. Dan rasa hormat yang besar ketika beliau (Tamim) datang ke bandara, naik ke pesawat, itu juga belum pernah terjadi. Ia adalah sosok yang sangat dihormati,” kata Trump.

Usai meninggalkan Qatar, Trump berbicara kepada wartawan di atas Air Force One dan kembali menegaskan keyakinannya bahwa perdamaian di Timur Tengah kali ini akan bertahan lama.

“Kami berbicara tentang perdamaian, dan kami memiliki perdamaian di Timur Tengah. Perdamaian yang luar biasa. Dia (Tamim) juga percaya perdamaian ini abadi. Kami memiliki 59 negara yang telah menandatangani. Ini seharusnya menjadi perdamaian yang abadi,” ujar presiden AS itu.

Pertemuan tersebut menegaskan kembali posisi Qatar sebagai mediator penting di kawasan serta memperlihatkan kerja sama diplomatik antara Doha dan Washington dalam mendukung gencatan senjata serta kesepakatan penyanderaan.

Persinggahan di Doha menjadi bagian dari tur Asia pertama Trump sejak menjabat kembali sebagai presiden. Dalam perjalanan itu, ia dijadwalkan membahas isu perdagangan, investasi, dan diplomasi di kawasan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *