BREBES – Waduk Malahayu merupakan salah satu destinasi wisata yang ada di Kabupaten Brebes, tepatnya di Desa Malahayu Kecamatan Banjarharjo. Akses menuju Waduk Malahayu juga terbilang cukup gampang.
Jika dari arah Pantura Cirebon-Brebes, pengunjung bisa lewat lampu merah pertigaan di Desa Tanjung. Dari lampu merah tersebut, lurus melewati Kecamatan Kersana dan sampai Desa Malahayu, Kecamatan Banjarharjo.
Jika melalui jalan alternatif, mulai dari Cirebon tepatnya di Terminal Cirebon, belok ke timur menuju Desa Bojongsari, Kecamatan Losari hingga ke perempatan Pasar Kersana, Kecamatan Kersana. Setelah tiba di perempatan lampu merah Pasar Kersana, kemudian belok ke selatan. Kemudian, lurus hingga masuk Desa Malahayu.
Selain menawarkan pesona alam yang cukup indah, ternyata Waduk Malahayu juga menyimpan misteri. Salah satunya, jika ada pasangan atau sepasang suami istri yang membasuh muka atau mandi di air waduk jodohnya akan abadi.
Mitos juga berkembang terkait penunggu waduk berupa ular besar. Ular ini konon sering menampakkan diri terhadap pengunjung.
Sejarawan Pantura sekaligus Kepala Bidang Kebudayaan dan Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Dinbudpar) Brebes Wijanarto mengatakan, Waduk Malahayu selain menjadi obyek wisata juga terdapat mitos yang masih dipercaya oleh masyarakat.
“Konon, bagi pasangan atau suami istri yang membasuh muka atau mandi menggunakan air di Waduk Malahayu jodohnya bakal abadi,” katanya, Minggu 27 Agustus 2023.
Dia menambahkan, sebagian kecil masyarakat yang masih mempunyai keyakinan tersebut. Terlepas dari itu, Waduk Malahayu merupakan aset wisata yang dimiliki Kabupaten Brebes.
Selain mitos tersebut, di Waduk Malahayu sendiri ada namanya Sedekah Waduk. Sedekah Waduk sendiri, merupakan kegiatan rasa syukur bagi masyarakat setempat akan hasil tangkapan yang telah warga rasakan.
“Kalau selama ini kita kenal dengan Sedekah Bumi dan Sedekah Laut. Tapi, di Desa Malahayu ada namanya Sedekah Waduk. Sedekah waduk digelar sebagai rasa syukur akan hasil tangkapan. Dalam sedekah waduk itu, masyarakat juga melarungkan beberapa ekor ayam ke waduk,” terangnya.