Sudirman membantah buku itu diterbitkan berkaitan dengan momentum pemilihan presiden (Pilpres) 2024. Menurutnya, buku yang disusun itu merupakan kumpulan tulisan-tulisan lama sejak tahun 2017.
“Kebetulan menjelang Pilpres diterbitkan. Tidak ada berhubungan dengan Pilpres,” tegasnya.
Dalam buku yang disunting oleh Agus Mokamat itu, Sudirman said menyampaikan batas-batas kewajaran dalam kehidupan bernegara. Sebagai contoh, ketidakwajaran seorang pemimpin yang mengubah Undang-Undang demi kepentingannya.
“Barangkali kalau kita merepresentasikan keadaan sekarang, bagaimana mungkin seorang pemimpin menggunakan kewenangannya mendorong sanak saudara untuk memaksakan perubahan Undang-Undang demi anaknya menjadi cawapres,” kata Sudirman.
Menurut Sudirman, hal itu memang tidak melanggar hukum namun sikap tersebut sudah melampaui kepatutan. Pada posisi tertinggi, orang harus dipandu oleh kepatutan atau kewajaran.