Tiga Tahun Petani Garam di Brebes Stop Produksi, Sekali Panen Harga Merosot

Petani Garam Brebes
Petani garam di Desa Sawojajar Kecamatan Wanasari Brebes panen garam. (Foto: Mantiq Media)

Dia berharap harga tidak terus turun dan bisa stabil di angka Rp 1000 per kg. Saat ini untuk satu hektare lahan bisa menghasilkan sekitar Rp 8-12 ton dengan rentang waktu panen sekitar 7 sampai 10 hari.

Para petani berharap para tengkulak yang membeli tidak menurunkan harga yang akhirnya membuat petani merugi. Sebab, petani juga harus membayar kuli angkut saat panen.

“Tiga tahun belakangan ini kan petani tidak bisa produksi karena cuaca yang saat itu tidak menentu, tapi sekali produksi harganya turun.

Petani Dijanjikan Harga Garam Stabil

Setelah tiga tahun lamanya tidak memproduksi garam, kini memasuki musim kemarau para petani garam kembali melakukan produksi pada Juni lalu.

Mereka meyakini musim kemarau tahun ini berdurasi lebih lama, sehingga sangat mendukung untuk memproduksi garam. Sesuai target, petani melakukan panen garam mulai akhir Agustus ini.

“Jika dalam kondisi cuaca normal lahan produksi garam saya bisa memanen hingga 5 kali dalam setahun, dengan total garam mencapai 90 ton. Biasanya 3 bulan sekali panen,” ungkap Makmur.

Sementara itu, Kepala Desa Sawojajar, Ahmad Suwandi mengatakan, para petani garam sempat dijanjikan hasil panennya akan dihargai Rp 1.100 per kg oleh Dinas Perikanan Brebes.

Kendati demikian, saat mulai panen petani hanya bisa menjual hasil panennya di angka Rp 800 per kg. Harga ini jauh dari harapan para petani yang diperkirakan akan dihargai Rp 3.000 per kg pada masa panen kali ini.

Namun demikian, lanjut dia, saat ini salah satu kelompok tani garam di desanya telah mendapatkan bantuan membran dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

Baca Selengkapnya…