Bocoran Fahri: Qatar Tertarik Kampung Bandan, Lokasi Utama 1 Juta Rumah

Proyek 1 Juta Rumah di Kampung Bandan Dikembangkan oleh Investor Qatar

JAKARTA – Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (Wamen PKP) Fahri Hamzah mengungkapkan bahwa Qatar sedang mempertimbangkan Kampung Bandan sebagai lokasi prioritas untuk investasi pembangunan 1 juta rumah.

Informasi ini disampaikan oleh Fahri setelah menghadiri acara Hari Perumahan Nasional (Hapernas) 2025 yang digelar oleh The HUD Institute di Tangerang, Senin (25/8/2025).

Fahri menjelaskan bahwa pihak Qatar sedang berkoordinasi dengan PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI, yang menjadi pemilik lahan tersebut. Meski ada beberapa lokasi yang dipertimbangkan, Kampung Bandan menjadi salah satu prioritas.

Sebelumnya, ada kabar bahwa lokasi pembangunan 1 juta rumah akan ditempatkan di Kalibata, Jakarta Selatan. Namun, ternyata wilayah tersebut akan digunakan sebagai Sekretariat Negara (Setneg). Sementara itu, Kampung Bandan dinilai lebih luas dan memiliki potensi besar dalam pengembangan perumahan.

Menurut Fahri, proyek ini nantinya akan menjadi tanggung jawab teknis dari pihak Qatar. Pemerintah Indonesia hanya perlu menerima laporan kapan proyek tersebut siap dimulai. Ia juga menyampaikan bahwa informasi yang ia terima menunjukkan rencana pembangunan akan dilaksanakan pada Januari 2026 mendatang.

Harga Rumah Disesuaikan dengan Standar Rumah Sosial

Fahri memastikan bahwa harga rumah yang dibangun akan sesuai dengan standar rumah sosial. Hal ini dilakukan karena biaya tanah telah dikurangi. Tujuan utamanya adalah memberikan akses perumahan yang layak bagi masyarakat, khususnya generasi milenial yang membutuhkan solusi hunian terjangkau.

Selain itu, proyek ini juga dirancang untuk menjangkau daerah-daerah yang memiliki jumlah penduduk tinggi. Dengan demikian, kebutuhan perumahan masyarakat bisa segera terpenuhi secara masif.

Hunian Vertikal Siap Huni dalam Dua Tahun

Sebelumnya, Syekh Abdul Aziz Abdul Rahman Hassan Al-Thani menyatakan optimisme bahwa fase pertama pembangunan 50.000 unit hunian vertikal akan rampung dalam waktu singkat. Ia berharap proyek ini dapat diselesaikan dalam dua tahun.

Investasi yang dialokasikan untuk proyek ini mencapai angka fantastis, yaitu sekitar 2,5 miliar dolar AS atau setara dengan Rp 40 triliun. Meskipun detail harga hunian belum diungkapkan, PT Al Qilaa International Indonesia saat ini sedang fokus pada persiapan dokumen-dokumen penting terkait pembangunan.

Penggunaan Lahan Pemerintah dan BUMN

Untuk mendukung skala proyek yang besar, diperlukan dukungan lahan yang memadai. Ketua Satuan Tugas Perumahan Hashim Djojohadikusumo menjelaskan bahwa proyek ini akan dibangun di lahan milik pemerintah atau Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Strategi ini diambil agar harga rumah tetap terjangkau bagi masyarakat.

Dalam hal ini, beberapa lahan BUMN seperti milik KAI, Perumnas, Pertamina, RRI, hingga PTPN menjadi incaran. Kolaborasi ini diharapkan dapat mempercepat proses perizinan dan pengadaan lahan, sekaligus memaksimalkan penggunaan aset negara.

Konsorsium CCCC dan Risjadson Land Siap Bangun

Untuk mewujudkan proyek raksasa ini, PT Al Qilaa International Indonesia menggandeng dua perusahaan besar di industri konstruksi dan properti. Konsorsium China Communications Construction Company (CCCC) dan PT Risjadson Land bertindak sebagai pengembang utama.

Kombinasi antara pengalaman internasional CCCC dan pengetahuan pasar lokal Risjadson Land diharapkan mampu menciptakan hunian berkualitas tinggi sesuai target yang ditetapkan. Dengan kerja sama ini, proyek pembangunan 1 juta rumah di Kampung Bandan akan segera diwujudkan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *