“Warung Aceh” Diduga Jual Obat Terlarang di Brebes, Ratusan Warga Demo Kantor DPRD

Warung Aceh di Brebes
Massa dari Aliansi Masyarakat Brebes yang didominasi para ibu-ibu yang sebagian datang membawa anaknya mengikuti aksi demo "Warung Aceh". (Foto: Mantiq Media)

Koordinator massa dari Aliansi Masyarakat Brebes Ikhwanul Arifin mengatakan, sebagai orangtua dan warga Brebes harus peka terhadap peredaran obat terlarang yang menjadi tanggung jawab moral bersama.

“Dasar kami aduan dari masyarakat yang di wilayah selatan, timur, dan barat Brebes yang resah. Karena secara tekhnis dampaknya terhadap anak-anak yang terkontaminasi obat tersebut,” kata Ikhwanul.

Untuk itu, pihaknya mendesak aparat penegak hukum bersama perwakilan rakyat di DPRD untuk sama-sama peduli. Termasuk Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompimda) Brebes.

“Point tunjutannya adalah komitmen zero peredaran obat ilegal di Brebes. Karena yang paling penting zero dulu. Kemudian kami akan mengawal hasil audiensi ini agar benar-benar Brebes telah zero obat terlarang,” kata Ikhwanul.

Audiensi diakhiri dengan penandatanganan berita acara dan komitmen bersama Brebes “Zero” obat-obat terlarang daftar G. Usai beraudiensi massa kemudian membubarkan diri dengan tertib sekitar pukul 17.00 WIB.

Sejatinya aksi demonstrasi akan berlangsung di tiga tempat. Selain di DPRD, juga Polres Brebes dan Kodim Brebes. Namun karena dalam pertemuan di DPRD sudah ada perwakilan Polres dan Kodim, massa akhirnya merasa puas.

“Mungkin sudah cukup di sini. Kita tunggu ke depan kita kawal bareng-bareng. Cukup di sini karena sudah ada perwakilan dari Polres dan Kodim di forum ini,” kata Ikhwanul.