Fenomena Tawuran Pelajar di Brebes, Psikolog Ini Singgung Peran Orang Tua hingga Polisi

Fenomena Tawuran Pelajar
Psikolog dari RSUD Brebes, Iko Yuniarto, S.Psi menyampaikan faktor yang melatarbelakangi fenomena tawuran pelajar di Brebes. (Foto: Mantiq Media)

Sedangkan di lingkungan temannya ada prinsip ini, kalau kamu nggak ngikutin saya berarti bukan bagian dari saya. Itu sudah semakin kuat,” sambung Iko.

Iko Yuniarto menyebut, orang tua seharusnya lebih memilih dan memilah teman-teman anaknya. Hal ini bukan untuk membatasi pergaulan, namun lebih menjaga anak-anaknya agar tidak terlibat dengan kegiatan negatif.

Orang tua harus lebih proaktif dalam menyikapi pergaulan anak-anak. Apalagi saat ini, media sosial banyak mempertontonkan hal-hal yang tidak mendidik, yang dampaknya akan ditiru oleh mereka.

“Kalau dulu bahasanya berteman dengan siapapun, tapi kalau sekarang justru harus pilih-pilih. Bukan berarti kita itu membatasi diri, tetapi lebih mengarah pada hal-hal yang sifatnya itu menjaga,” ungkapnya.

Untuk mencegah tawuran antar pelajar, sekolah juga harus lebih memperbanyak kegiatan-kegiatan religi di lingkungan sekolah. Kegiatan religi itu bisa diisi dengan siraman rohani, istighosah, hingga renungan diri.

Menurut Iko, kegiatan ini bisa dilakukan dalam seminggu dua kali karena dampaknya sangat positif bagi pemahaman para pelajar dalam menilai baik atau buruknya pergaulan.

“Di Brebes sudah ada sekolah yang menerapkan ini dan efeknya sangat luar biasa positif. Contohnya renungan malam pada kegiatan Pramuka, kelihatannya sepele, tapi dampaknya sangat positif. Menurut saya kalau ini dilakukan rutin seminggu dua kali ini bisa mengubah pola pikir para pelajar,” lanjut Iko.

Iko juga menyinggung, aparat kepolisian harus lebih proaktif melakukan upaya pencegahan dan bukan hanya penindakan jika aksi tawuran terjadi bahkan telah jatuh korban meninggal.