Modal Tanam Bawang Merah atas Pinjaman Bank
Orang dalam video tersebut merupakan petani kecil yang kadang untuk modal menanamnya berasal dari hutang bank.
Menurutnya, sekitar 80 persen petani bawang merah merupakan buruh tani yang mengandalkan uang bank saat menanam.
Dia melanjutkan, selain BEP yang tinggi, penanaman bawang merah juga rawan terserang organisme pengganggu tanaman (OPT) atau hama yang sangat memengaruhi produksi.
Saat ini, jika cuaca panas seperti ini, untuk satu hektare bisa panen 10 ton. Sedangkan untuk modal per hektare kurang lebih Rp 150 juta.
Namun hasil panen tak menutup biaya produksi, karena hasil panen 10 ton hanya dihargai Rp 120 juta.
“Kita ruginya bisa sampai Rp 30 juta per hektare, karena harganya cuma Rp 12 ribu per kilo. Kami berharap pemerintah bisa menyerap hasil panen para petani. Paling tidak mereka bisa membeli sesuai HET dari Permentan Rp 18 ribu,” harapnya.
Salah satu petani, Yati mengungkapkan, dirinya menanam bawang merah di lahan seluas seperempat hektare dan bisa panen 15 kwintal.
Untuk modal menanamnya, ia menggadaikan BPKB kendaraan miliknya. Ia pun mengaku rugi karena saat ini harganya hanya Rp 12 ribu per kg, sedangkan BEP-nya mencapai Rp 15 ribu per kg.
Ia pun terpaksa menjual rugi hasil panennya demi untuk membayar hutang bank.
“Ya jelas rugi, dijual cuma dapat Rp 12 ribu. Biaya menanamnya tinggi, apalagi modalnya utang dari bank,” tandasnya.