Anak Meninggal Karena Bullying di Sekolah di Brebes, 3 Bulan Lapor Belum ada Perkembangan Kasus

Korban Bullying Brebes
Siti Royanah (42), warga Dukuh Kedawon, Desa Rengaspendawa, Kecamatan Larangan, Brebes, menceritakan anaknya yang meninggal akibat bullying di sekolah. (Foto: Istimewa)

BREBES – Sembari memegang foto almarhum anaknya, dirumah yang sederhana, Siti Royanah (42) didampingi suaminya, Sunarto (49) warga Dukuh Kedawon, Desa Rengaspendawa, Kecamatan Larangan, Brebes, menitikkan air mata. Ia mengenang anaknya, yang Azka Rizki Fadholi (11) yang meninggal empat bulan lalu karena jadi korban bullying atau perundungan.

Ditemui pada Minggu (14/12/2025), Siti Royanah menceritakan anak kesayangannya yang sempat duduk dibangku kelas VII di MTs. Miftahul Ulum Rengaspendawa Kecamatan Larangan. Semasa hidup Azka Rizki Fadholi yang dikenal penurut dengan orang tua. Siti tak menyangka anaknya menjadi korban perundungan.

Tiga bulan berlalu sejak kepergian buah hatinya pada Selasa 12 Agustus 2025 lalu. Lebih dari sepekan dari kematian anaknya, Siti pun akhirnya memutuskan melaporkan kasus dugaan perundungan ini kepada Unit PPA Satreskrim Polres Brebes. Awalnya, Siti ditakut-takuti oleh sejumlah pihak agar tidak melaporkan kasus tersebut.

Siti Royanah bercerita, dirinya tidak menyangka saat pulang sekolah saat itu anaknya mengeluh tak enak badan. Keluhan ini adalah awal dari dugaan bullying yang dilakulan oleh teman sekolahnya di MTs Miftahul Ulum Rengaspendawa Larangan.

Jumat 8 Agustus 2025, saat pulang sekolah anaknya tak ceria seperti biasanya. Saat itu, anaknya langsung masuk ke kamar dan murung. Saat waktu Salat Jumat tiba, seperti biasanya Pakdenya menghampiri untuk mengajak berangkat bersama.

Siti pun langsung memerintahkan anaknya untuk berangkat, namun korban mengeluhkan tak enak badan. “Kepala saya sakit bu, nggak kuat buat bangun,” ujar siti mengulangi percakapan berasama anaknya.

Keesokan harinya Sabtu 9 Agustus 2025 anaknya memaksakan diri untuk berangkat sekolah, namun Siti menaruh rasa curiga jika kaos kaki anaknya kotor seperti bekas terperosok ke lumpur. “Saya suruh ganti kaos kakinya yang kotor namun almarhum tidak mau ganti,” ungkapnya.

Malam harinya Siti kembali menanyakan kondisi kesehatan anaknya itu, korban baru mengaku jika merasakan sakit pada sejumlah badannya.

Foto korban bullying di MTs. Miftahul Ulum Rengaspendawa, Kecamatan Larangan Kabupaten Brebes. (Foto: Istimewa)



“Almarhum mengaku sakit pada bagian dada dan tangan. Saya kemudian menyuruh almarhum, coba digerakkin tangannya, tapi nggak bisa, akhirnya saya bawa ke tukang urut,” ugkapnya.

Sejak saat itu, korban semakin menutup diri bahkan hanya untuk makan Siti yang mengantarkan ke kamar. Siti pun mulai curiga dengan kondisi anaknya yang kian menutup diri dan menghabiskan banyak waktu di kamar.