Dia menyebutkan, setelah dialog dengan petani, mereka juga mengeluhkan sawahnya kebanjiran yang katanya air berasal dari pabrik. Pihaknya menyampaikan bahwa air tersebut merupakan air hujan yang dianggap normal, karena di dalam pabrik terdapat kolam penampungan air yang berukuran cukup besar.
Harry juga menegaskan bahwa pabrik garmen ini memiliki sistem IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) yang baik. Harry menjelaskan, WWTP (Wastewater Treatment Plant) atau IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) di PT Daehan Global Brebes berkapasitas 2 juta liter per hari.
Ukuran WWTP ini cukup besar, yaitu panjang 400 meter, lebar 200 meter, dan kedalaman 8 meter. Dengan sistem pengolahan yang canggih itu, ia menegaskan tidak ada pencemaran lingkungan.
“Kita olah air dari limbah produksi ini dengan baik, dengan peralatan yang lengkap. Sistem penyaringan juga dilakukan dengan banyak tahapan sampai air menjadi bersih dengan Reverse Osmosis (RO),” tandasnya.
Sebelumnya, Sejumlah petani di Desa Cimohomg Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes mengeluhkan tanaman padi miliknya mati karena kena cairan limbah pabrik.
Limbah pabrik PT Kido Mulia Indonesia dan PT Daehan Global Brebes diduga mencemari lahan pertanian petani yang saat ini baru melakukan penanaman padi.