Peneliti Universitas Negeri Surabaya, Nofi Antikasari dan Octo mengatakan, manten tebu adalah tradisi pabrik gula di Jawa Timur. Upacara ini dilaksanakan oleh komunitas di setiap tahun sebagai bagian dari ritual sebelum musim penggilingan dimulai.
Dalam jurnal mereka yang diterbitkan oleh Baradha pada Januari 2023, pelaksanaan manten tebu dilakukan setiap bulan April atau Mei. Tradisi ini bertujuan untuk mempererat hubungan antara petani tebu dan pihak pabrik gula agar proses produksi berjalan lancar.
Dua batang tebu dipilih sebagai simbol pengantin, satu mewakili pria bernama Raden Bagus Rosan. Sementara itu, tebu lainnya mewakili perempuan dan diberi nama Dyah Ayu Roromanis.
Tebu yang digunakan dalam ritual ini tidak bisa dipilih sembarangan, melainkan harus berasal dari bibit unggul. Tebu manten perempuan berasal dari kebun pabrik, sedangkan tebu manten pria berasal dari lahan petani.
Seperti halnya sebuah pernikahan adat, berbagai persiapan khusus dilakukan untuk menggelar acara manten tebu. Kegiatan sosial seperti santunan anak yatim, pagelaran seni rakyat, dan pasar malam turut meramaikan upacara ini.
Dua batang tebu yang terpilih akan diberi kertas berisi nama mereka, kemudian dimandikan dengan air bunga tujuh rupa. Dalam prosesi ini, sepasang manusia yang mengenakan pakaian pengantin akan berperan sebagai manten simbolis.
Setelah prosesi pemandian, masyarakat akan menggelar arak-arakan keliling desa yang berakhir di area pabrik gula. Acara diakhiri dengan penyalaan mesin penggilingan, lalu tebu manten dimasukkan sebagai simbol dimulainya musim giling.
Film Pabrik Gula, Kisah Viral SimpleMan Diambil dari Kisah Nyata atau hanya Fiksi?
