Gejala bisa mulai dirasakan pada penderita ketika sudah memasuki stadium lanjut. Oleh karenanya, perempuan harus lebih terbuka dan lebih sering melakukan pemeriksaan lebih awal.
“Tapi gejala paling sering adalah pendarahan di luar siklus haid. Jumlah penderita kanker ini tiap tahunnya itu sekitar 36 ribu dengan tingkat kematian dalam kurun waktu dua jam itu satu orang,” ungkapnya.
“Kebanyakan penderita berada di usia reproduksi antara 35 sampai 40 tahun,” tandasnya.
Sementara itu, tokoh perempuan yang hadir pada acara seminar ini, Paramitha Widya Kusuma mengatakan bahwa pemeriksaan atau deteksi dini kanker serviks harus dilakukan paling tidak selama setahun sekali.
Kemudian edukasi terkait kanker ini harus dilakukan di tiap puskesmas di Kabupaten Brebes. “Acara seperti ini harus digelar di setiap puskesmas karena sangat penting sebagai upaya deteksi dini kanker serviks,” katanya.
“Ini juga agar masyarakat lebih memahami, terutama perempuan terhadap gejala awal kanker serviks sehingga bisa dilakukan pencegahan,” pungkasnya.