Lanjut Prof Anton, universitas di Brebes sudah cukup lumayan ada beberapa kampus, tapi kemahiran skill belum muncul, karena mungkin tidak semua orang punya passion.
Belajar di pendidikan tinggi bisa sambil berjalan, begitu punya skill kemudian knowledge atau pengetahuannya nanti bisa direkognisi pengamanannya.
“Saya kira itu yang difokuskan sekarang karena saya sangat prihatin melihat Brebes dibandingkan daerah lain Indeks Pembangunan Manusia (IPM) masih rendah,” tambahnya.
Ada beberapa poin disampaikan Prof Anton, salah satunya adalah realisasi mungkin dengan melakukan projek-projek program pengabdian masyarakat skala kecil yang bisa diperlebar. Mulai dari Brebes pantura, wilayah tengah kemudian wilayah selatan.
Banyak aspek yang bisa melibatkan masyarakat seperti pembangunan-pembangunan di desa. Nantinya para guru besar dan dosen menjadi inisiator-inisiatornya dan yang melanjutkan adalah mahasiswanya untuk projek-projek Kuliah Kerja Nyata (KKN), magang dan seterusnya.
“Sebetulnya harapannya di situ, dari forum diskusi ini kita dapatkan semacam ide pemikiran yang nanti dibuatkan seperti proposal untuk program pengabdian masyarakat, kemudian bisa berkesinambungan karena pembangunan ini tidak bisa sepotong-sepotong,” terang Prof Anton.
Kolaborasi penting, kata Prof Anton, harus melibatkan pemerintah sebagai stakeholdernya, pihak-pihak yang punya otoritas harus tahu kalau tidak maka tidak bisa diambil keputusan.
Puluhan Profesor asli Brebes Gelar Halal Bihalal Bersama Bupati: Komitmen Benahi Pendidikan
