BPJS Kesehatan Tegal: Kinerja Faskes Pertama Seperti Puskesmas Harus Baik

BPJS Kesehatan Tegal
Kepala BPJS Kesehatan cabang Tegal Chohari mengatakan pertemuan rutin dengan IDI, Tim Kendali Mutu Kendali Biaya (TKMKB), Dinkes, dan Perhimpunan Klinik dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan (PKFI). (Foto: Istimewa)

“Ada beberapa hal yang harus ditingkatkan, salah satunya adalah angka kontak sehat sedangkan angka Rasio Rujukan Non Spesialistik pada faskes dari klinik pratam masih dirasa cukup tinggi,” kata Heri.

“Perlu kita kondisikan agar ini dapat diturunkan tentu saja dengan catatan tetap mengacu pada indikasi medis yang ada,” sambung Heri.

Chohari menambahkan, pada caturwulan kedua ini disampaikan kepada segenap undangan yang hadir yaitu Puskesmas Tegal Timur dan Puskesmas Margadana meraih penilaian tertinggi selama empat bulan dan dua bulan berturut-turut.

Chohari menjelaskan ada tiga indikator kinerja dalam KBK. Pertama, angka kontak, yaitu jumlah peserta yang dikontak oleh FKTP. Kedua adalah rasio rujukan non-spesialistik, yaitu peserta dengan diagnosa non-spesialistik dirujuk ke rumah sakit.

Sesuai kompetensinya FKTP akan menangani secara tuntas penyakit, sehingga peserta tidak perlu dirujuk ke rumah sakit. Sedangkan indikator ketiga adalah rasio peserta prolanis terkendali, yaitu rasio peserta kronis terkendali kondisi gula darah bagi pasien diabetes mellitus dan tekanan darah bagi pasien hipertensi.