BREBES – Sudah masuk musim kemarau, sebagian lahan pertanian di Kabupaten Brebes mengalami kekeringan. Salah satunya di wilayah Brebes bagian barat. Hal ini karena volume air di Waduk Malahayu mulai susut.
Akibatnya, lahan pertanian di Kecamatan Tanjung hanya mengandalkan air hujan saja. Sehingga, para petani terpaksa membiarkan lahannya tak ditanami apapun.
Untuk memenuhi kebutuhan para petani terkait pengairan, saat ini Waduk Malahayu kembali dialirkan untuk memenuhi kebutuhan tanaman padi, palawija, dan tebu di empat kecamatan. Seperti Kecamatan Banjarharjo, Kersana, Ketanggungan, dan sebagian Tanjung.
Namun, kondisi Waduk Malahayu yang terus tergerus sedimentasi, membuat waduk yang dibangun pada 1934 ini tidak optimal. Saat ini, volume air di waduk hanya mencapai 13 juta meter kubik, atau 43 persen dari volume normalnya yang mencapai 31 juta meter kubik.
“Tinggi permukaan air waduk juga turun 3 meter dari batas limpahan air,” kata Ruskamto, Koordinator Bendungan Waduk Malahayu dari BBWS Cimanuk-Cisanggarung kepada awak media, Selasa 13 Agustus 2024.
Pengairan dari air dari Waduk Malahayu dilakukan dengan sistem gilir yang terjadwal, yaitu lima hari dibuka untuk pengairan, dan tiga hari ditutup. Namun, kondisi sedimentasi di waduk yang semakin tinggi, menjadi salah satu permasalahan petani saat ini.